Rembang, LENSANUSANTARA.CO.ID – Festival Mooncake yang juga dikenal sebagai Festival Pertengahan Musim Gugur, adalah perayaan tradisional besar bagi masyarakat Tionghoa. Festival Mooncake dirayakan pada tanggal 15 bulan ke-8 dalam kalender lunar Tionghoa.
Festival Mooncake tahun 2025 di Klenteng Hok Tik Bio Rembang yang jatuh pada bulan Oktober. Festival ini biasanya dirayakan dengan berkumpul bersama keluarga untuk menikmati kue bulan dan berbagai hidangan istimewa, serta menyalakan lentera dan menanam pohon musim gugur.
Apa Itu Festival Mooncake?
Festival Pertengahan Musim Gugur umumnya dilakukan dengan tradisi memandangi bulan serta membuat dan membagikan kue bulan. Dalam tradisi masyarakat Tionghoa, kue bulan melambangkan keutuhan dan kebersamaan, sama seperti bentuk bulan purnama yang bulat sempurna.
Kue bulan sendiri merupakan makanan khas yang disajikan selama festival ini. Kue bulan berbentuk bulat dan diberi isian seperti pasta biji teratai, kuning telur asin, kacang merah, dan lain-lain.
Awalnya, kue ini digunakan dalam upacara penyembahan bulan, tapi seiring berjalannya waktu, kue bulan menjadi bagian penting dari Festival Pertengahan Musim Gugur, sehingga festival tersebut dikenal dengan sebutan Festival Mooncake atau Festival Kue Bulan.
Sejarah Festival Mooncake
- Dinasti Qin (221 SM – 206 SM)
Di masa Dinasti Qin, orang-orang Tiongkok sangat bergantung pada pertanian. Setiap musim semi, mereka melakukan ritual berdoa kepada dewa tanah untuk hasil panen yang melimpah. Begitu musim gugur tiba, terutama di pertengahan bulan kedelapan, mereka mengucapkan terima kasih kepada dewa bumi dan dewa bulan.
Pada waktu ini, bulan purnama akan muncul dan dianggap sebagai tanda baik karena dapat membawa kesuburan pada tanaman. Dari sinilah tradisi memandang dan menyembah bulan mulai dilaksanakan.
- Dinasti Tang (618 – 907 M)
Pada masa Dinasti Tang, tradisi memandang bulan dan menyembahnya makin ramai dilaksanakan. Setiap musim semi, kaisar dan pejabat kerajaan melakukan penyembahan matahari, sementara di musim gugur mereka menyembah bulan.
Tradisi ini kemudian diikuti oleh masyarakat luas, dan Festival Pertengahan Musim Gugur mulai dikenal banyak orang. Ada cerita yang mengatakan bahwa Kaisar Tang Ming pernah “melihat” bulan dari dekat pada malam tanggal 15 bulan ke-8, yang membuat perayaan ini semakin terkenal.
- Dinasti Yuan (1271 – 1368 M)
Pada zaman Dinasti Yuan, kue bulan menjadi lebih dari sekadar hidangan. Saat itu, suku Han menggunakan kue bulan untuk menyelundupkan pesan rahasia di dalamnya sebagai cara untuk mengatur pemberontakan melawan pemerintahan Mongol.
Pesan-pesan ini berisi rencana untuk menggulingkan kekuasaan Mongol pada malam tanggal 15 bulan ke-8. Strategi ini berhasil, dan Dinasti Yuan runtuh, digantikan oleh Dinasti Ming. Sejak itu, kue bulan menjadi simbol perjuangan dan persatuan, sehingga maknanya pada Festival Pertengahan Musim Gugur semakin kuat.
- Dinasti Qing (1644 – 1911 M)
Di era Dinasti Qing, perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur semakin meriah. Selain menikmati keindahan bulan, festival ini juga menjadi saat berbagi kebahagiaan melalui kue bulan.
Menariknya, pada masa Ratu Ci Xi, istilah “kue bulan” sempat diubah menjadi “yue hua” karena kata “bing” dalam bahasa Tionghoa mirip dengan kata “penyakit.” Untuk menghindari salah pengucapan, namanya diganti. Di masa ini, variasi kue juga bulan makin beragam dari segi bentuk dan rasa.