Upaya memperkuat konektivitas antarwilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB) semakin konkret. Tiga kepala daerah — Bupati Bima, Wali Kota Bima, dan Bupati Dompu — melakukan pertemuan strategis dengan pihak Sriwijaya Air di Mataram untuk membahas rencana pembukaan kembali rute penerbangan Bima–Lombok yang telah berhenti sejak pandemi COVID-19.
Rute ini dinilai sangat vital untuk mempersingkat jarak antarwilayah dan meningkatkan mobilitas warga, pelaku bisnis, serta wisatawan di kawasan timur NTB Menuju Indonesia Emas.
“Transportasi udara adalah kebutuhan, bukan kemewahan. Apalagi bagi kami yang sering melakukan perjalanan dinas atau mengirim hasil pertanian dan perikanan,” ujar Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri, usai pertemuan di Mataram, Senin (6/10) kepada Berita Lombok.
Sriwijaya Air: Potensi Pasar NTB Menjanjikan
Perwakilan Sriwijaya Air, Hendra Wijaya, menyampaikan bahwa pihaknya terbuka untuk kembali melayani rute Bima–Lombok. Namun, keputusan akhir akan bergantung pada hasil studi kelayakan dan uji pasar yang akan dilakukan dalam waktu dekat.
“Kami perlu memastikan potensi penumpang dan kesiapan infrastruktur bandara di Bima. Jika hasilnya positif, penerbangan akan beroperasi dua kali seminggu dengan pesawat ATR-72,” kata Hendra kepada awak media.
Dukungan dari Pemerintah Provinsi NTB
Pemerintah Provinsi NTB menyambut baik inisiatif tersebut. Kepala Dinas Perhubungan NTB, Lalu Mohammad Faozal, mengatakan pihaknya siap memfasilitasi koordinasi lintas daerah dan memberi insentif awal kepada maskapai yang membuka rute baru.
“Transportasi udara adalah urat nadi ekonomi. Ketika akses terbuka, sektor-sektor lain akan ikut tumbuh,” ujarnya.
Dampak Ekonomi dan Pariwisata
Menurut Arif Rahman, Ketua Asosiasi Travel NTB, pembukaan kembali rute ini akan mendorong wisata lintas pulau.
“Turis dari Lombok bisa langsung ke Bima tanpa jalur laut yang panjang. Ini peluang besar untuk mengenalkan wisata Tambora, budaya Mbojo, dan kuliner khas Sumbawa,” katanya.
Selain itu, sektor perdagangan juga akan diuntungkan. Produk unggulan seperti kopi Tambora, rumput laut Dompu, dan hasil laut dapat dikirim lebih cepat ke Lombok dan Bali.
Tantangan: Infrastruktur dan Harga Tiket
Meski disambut positif, sejumlah tantangan masih membayangi, terutama terkait ketersediaan bahan bakar avtur, fasilitas bandara, dan stabilitas harga tiket. Pemerintah daerah bersama Sriwijaya Air berkomitmen menuntaskan persoalan teknis sebelum penerbangan perdana dilakukan.
Uji coba penerbangan dijadwalkan berlangsung sebelum akhir tahun 2025.
Harapan Baru dari Timur NTB
Bagi warga Bima dan Dompu, rute ini bukan sekadar transportasi — melainkan simbol pemerataan pembangunan.
“Kalau rute ini aktif lagi, dunia usaha, mahasiswa, dan masyarakat umum akan sangat terbantu,” tutur Rohani, warga Dompu.
Dengan kolaborasi lintas daerah dan dukungan maskapai nasional, NTB menatap babak baru konektivitas udara, membuka jalur ekonomi dari ujung timur Pulau Sumbawa menuju pusat pertumbuhan di Lombok.