Rembang, LENSANUSANTARA.CO.ID – Pemerintah Kabupaten Rembang telah menjadikan lokasi penemuan perahu kuno di Desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, sebagai salah satu Situs Cagar Budaya Nasional.
Situs tersebut menjadi salah satu bukti sejarah kejayaan maritim di Nusantara pada masa lampau. Apalagi, perahu kuno yang ditemukan di situs itu terhitung masih lengkap dan utuh.
Pantauan LensaNusantara di Lokasi Situs Perahu Kuno Rembang, pada Minggu (26/10/2025), benda bersejarah itu berada di bangunan semi terbuka. Situs itu dilindungi oleh atap. Sedangkan bagian pinggirnya dikelilingi pagar. Nampak perahu sudah termakan usia.
Juru Pelihara (Jupel) situs Perahu kuno di Desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang M.Iksan mengungkapkan Situs Perahu Kuno Rembang ditemukan pada hari Sabtu 26 Bulan Juli Tahun 2008 silam.
Iksan bercerita saat itu salah satu warga desa setempat bermaksud hendak membikin tanah miliknya sendiri untuk menjadikannya lahan tambak garam. Namun pada saat itu salah satu kuil cangkul mendapati bongkahan kayu.
Setelah digali lebih dalam, bongkahan kayu itu ternyata merupakan rangka bekas sebuah perahu.
“Setelah satu setengah meter menggali secara manual menggunakan cangkul itu ditemukan bongkahan kayu. Ketika digali lagi ternyata sebuah perahu,” ungkap Jupel, M. Iksan yang sudah 16 tahun menjadi Jupel saat ditemui LensaNusantara di Lokasi Situs Perahu Kuno, Minggu (26/10/2025) siang.
Menurut Iksan penemuan Perahu Kuno di desanya menjadi penting, karena dari hasil penelitian yang pernah dilakukan ternyata diketahui perahu itu diperkirakan dibuat pada abad ke-7. Sampel penelitian diambil dari karbon pada tali ijuk yang ada di dalam perahu.
“Penemuan ini penting bagi kami karena setelah diteliti oleh peneliti dari Balai Arkeologi Jogjakarta, di situ juga ada peneliti dari Perancis Profesor Pierre Y Manguin. Dari ijuknya yang untuk mengikat itu diteliti dari uji karbon, itu ternyata bahwa diperkirakan perahu ini dibuat pada abad ke-7, lebih tua dari Candi Borobudur, kalau Candi Borobudur sekitar abad ke-8,” imbuh Iksan
Menurut Iksan keseluruhan bagian perahu kuno itu terbuat dari tiga jenis kayu. Kondisinya memang sudah keropos. Namun, bagian-bagian perahu itu masih terhitung lengkap dan utuh.
Perahu kuno itu memiliki ukuran panjang 15 meter dan lebar 4,6 meter. pembuatannya menggunakan teknologi penyambungan antar papan, teknik papan ikat dan kupingan pengikat. Menurut, dia kayu yang digunakan diantara kayu Nyatoh sebagai papan, kayu Kulim untuk Stringer, kayu Putih/ Kepak untuk pasaknya.
Dengan adanya perahu kuno ini di duga kuat pada masa lalu perahu itu digunakan sebagai alat transportasi perdagangan.














