Kotawaringin Barat, LENSANUSANTARA.CO.ID –
Insiden perusakan Gereja Pantekosta di Desa Pasir Panjang oleh beberapa oknum santri Pondok Pesantren Darul Quran yang masih dibawah usia akhirnya diselesaikan secara damai melalui mediasi yang difasilitasi oleh Kepala Desa Pasir Panjang, Tamel, dan Camat Arut Selatan, Indra Wardana, Senin (27/10/2025) di Ruang PKK Kantor Desa Pasir Panjang.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Staf Ahli Bupati yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Kesbangpol, Alfa Husein, yang mewakili Bupati Kotawaringin Barat, serta tokoh masyarakat, pendeta dan perwakilan gereja, pengasuh serta pengajar dari Pesantren Darul Quran, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Babinpotdirga, dan Ketua DAD Kecamatan Arut Selatan.
Dalam sambutannya, Camat Arut Selatan, Indra Wardana, mengapresiasi langkah cepat dan responsif pihak desa dan pondok pesantren dalam menyikapi insiden tersebut.
“Langkah mediasi ini sangat baik dan menunjukkan semangat kebersamaan. Kami berharap kejadian ini menjadi pelajaran berharga, serta memperkuat edukasi tentang wawasan kebangsaan dan toleransi antarumat beragama di lingkungan pendidikan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pasir Panjang, Tamel, menegaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat keamanan dan tokoh agama untuk memastikan situasi tetap kondusif.
“Kami bersyukur semua pihak dapat menahan diri dan memilih jalan musyawarah. Insiden ini sudah selesai dengan damai, dan kedua belah pihak sepakat untuk memperkuat kembali hubungan baik yang selama ini terjalin,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, pengasuh Pondok Pesantren Darul Quran juga menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada pihak gereja dan masyarakat.
“Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya. Santri yang terlibat masih di bawah umur dan tindakannya murni karena kenakalan remaja, bukan atas dasar ajaran pesantren. Kami langsung memperbaiki kerusakan dan memastikan kejadian seperti ini tidak akan terulang,” ungkapnya.
Perwakilan dari Gereja Pantekosta menerima permohonan maaf tersebut dengan lapang dada. Mereka juga menegaskan bahwa jemaat tidak memviralkan kejadian tersebut ke media sosial dan memilih untuk menyelesaikan secara kekeluargaan.
“Kami menghargai itikad baik dari pihak pesantren. Ini menjadi pembelajaran bersama untuk semakin mempererat tali persaudaraan antarumat beragama di Pasir Panjang,” ujar perwakilan gereja.
Mediasi berakhir dengan penandatanganan kesepakatan damai antara kedua belah pihak dan disaksikan oleh seluruh peserta pertemuan. Situasi di Desa Pasir Panjang saat ini dilaporkan sudah kembali aman dan kondusif.(Firman Muliadi).














