Berita

Ruang Diskusi Dibatasi, Bedah Buku Reset Indonesia Dibubarkan Aparat di Madiun

1722
×

Ruang Diskusi Dibatasi, Bedah Buku Reset Indonesia Dibubarkan Aparat di Madiun

Sebarkan artikel ini
Momen saat pembubaran dan penghentian acara bedah buku Reset Indonesia, Sabtu Malam(20/12/2025).


‎Madiun, LENSANUSANTARA.CO.ID — Ruang Diskusi publik kembali menyempit. Acara bedah buku Reset Indonesia yang digelar di Pasar Pundensari, Desa Gunungsari Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun dihentikan oleh aparat pemerintah dan kepolisian, Sabtu Malam (20/12/2025), meski panitia mengklaim sudah menempuh prosedur pemberitahuan resmi.

‎”Kami sudah melayangkan pemberitahuan kepada polisi, tanda tangannya jelas, stempel dan nomor surat juga ada”, ujar Gizzatara Ketua panitia.

‎Acara yang dirancang sebagai forum diskusi terbuka itu mengulas buku Reset Indonesia, karya kolektif Tim Indonesia Baru yang ditulis oleh Farid Gaban, Dandhy Laksono, Yusuf Priambodo, dan Benaya Harobu. Puluhan peserta yang hadir terpaksa membubarkan diri setelah aparat mendatangi lokasi dan meminta kegiatan dihentikan.

‎Ketegangan sempat terjadi di lokasi. Peserta yang baru berdatangan diminta untuk tidak melanjutkan ke area diskusi, sementara mereka yang sudah berada di dalam diminta segera meninggalkan tempat. Panitia menyebut penghentian acara dilakukan atas permintaan langsung aparat kecamatan bersama kepolisian.


‎“Pak Camat Madiun melarang diskusi ini berlangsung di Pundensari dan meminta agar acara dibubarkan,” ujar Gizzatara.



‎Tak hanya dari pihak kecamatan, permintaan pembubaran juga disampaikan langsung oleh aparat kepolisian kepada panitia dan peserta.

‎Panitia menyatakan keberatan atas langkah tersebut. Mereka menilai kegiatan bedah buku tidak memiliki muatan politik praktis ataupun unsur provokatif.

‎“Ini hanya bedah buku. Isinya menawarkan gagasan tentang Indonesia yang lebih baik. Sangat disayangkan acara seperti ini justru dibubarkan,” kata Gizzatara.


‎Penulis Reset Indonesia, Dandhy Laksono, turut menyampaikan kekecewaan atas peristiwa tersebut. Ia mengungkapkan bahwa diskusi buku Reset Indonesia telah digelar di puluhan kota di Indonesia tanpa hambatan.

‎“Diskusi ini sudah berlangsung di sekitar 47 kota. Baru kali ini kami mengalami pembubaran seperti ini,” ujarnya.

‎Dandhy menilai kejadian tersebut justru mencerminkan realitas yang dibahas dalam buku yang ia tulis bersama timnya.

‎“Situasi malam ini persis seperti yang kami bahas dalam buku. Inilah alasan kenapa Indonesia perlu di-reset,” kata dia.

BACA JUGA :
Wisuda 280 Siswa SMK IMM PGRI 1 Mejayan Madiun, 71 Persen Langsung Terserap Dunia Kerja