Berita

M. Arif Hasibuan Mengaku Daerah Sosopan Penghasil Kulit Manis Mulai Jaman Belanda

8
×

M. Arif Hasibuan Mengaku Daerah Sosopan Penghasil Kulit Manis Mulai Jaman Belanda

Sebarkan artikel ini


Palas, https://lensanusantara.co.id – Salah satu Kecamatan diwilayah Kabupaten Padang Lawas(Palas) yang terletak sekitar 15 Kilometer dari pusat Ibukota kabupaten padang Sibuhuan, dikenal penghasil kulit manis mulai jaman belanda.

Dikecamatan Sosopan ini, hampir sebagian warga menggeluti usaha sebagai petani kulit manis, Kawasan Kecamatan ini berada lereng puncak kaki Bukit Barisan yang disepanjangnya jalan lintasnya dikelilingi pepohonan berwarna kuning kecoklatan.

Example 300x600

Warga desa mulai dari hutabaru Siundol, Ulim dan Aek Bargot, sepanjang hari di sibukan menghampar kulit-kulit kayu berwarna kuning kecokelatan di tepi hutan sekitarnya dan sepanjang jalan lintas provinsi.

Warga mengupas kulit kayu yang merupakan kulit manis yang tumbuh di sekitar lereng perbukitan dan kawasan hutan lindung. Selama bertahun tahun penduduk asli. Sosopan mengandalkan tanaman hutan kayu manis sebagai mata pencaharian,yang hanya bisa di jual dengan harga 40-50 ribu perkilonya.

menyadap getah karet hanya bisa menjual dengan harga 6000-7000 (ribu )perkilonya dan sebagian warga masih menjadikan mata pencarian mengumpul kulit manis dengan proses menjemurnya didepan rumah

Senasib dengan para petani di daerah lain, petani kulit manis dikecamatan Sososoan ini tidak semanis nama komoditas kayu manis.

Mayoritas warganya masih hidup dibawah garis miskin.Harga komoditas yang dihasilkan warga seperti kayu manis, karet, harga selalu tidak menentu dan pasang surut tutur M.ARIF HASIBUAN warga Desa huta baru sundol , saat ditemui wartawan di salah satu warung kopi yang takjauh dari rumah nya pengumpulan produksi kulit manis yang masih proses penjemuran

M.ARIF HASIBUAN menuturkan ,pohon kayu manis yang jumlahnya terus berkurang karena ditebang. Sehingga dalam.satu pohon bisa menghasilkan 20 kg-50 kg kulit kayu manis kering.

Dikatakan, sistem panen kayu manis yang digarap masyarakat,untuk sekali panen dengan cara ditebang. Sistem ini membuat jumlah pohon kayu manis di hutan semakin berkurang.Namun adanya juga memanen dengan.mengambil kulit aja kelestarian pohon terjaga.

Saat ini tanaman kayu manis di hutan semakin sulit dicari, warga mulai menanam lagi tanaman kayu manis, tapi pohon itu baru bisa dipanen 10 tahun mendatang,ucapnya

“Harga kulit manis tidak semis nama komoditinya,harapan kita pemerintah memprogramkan budi daya kayu manis terhadap warga lokal dan pemasarannya dilirik pengusaha sehingga membantu prekonomian warga di Kecamatan Sosopan Ini,”harapnya(HS)

Tinggalkan Balasan