
Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), yang merupakan suatu program dari pemerintah pusat untuk menambah ke sejahtera ekonomi desa justru di masa detik-detik menjelang pesta Pilkades ini, tidak sedikit masyarakat angkat bicara terkait BUMDES.
Seperti yang terjadi di Desa Pujer Baru. Kecamatan Maesan. Kabupaten Bondowoso, kini mulai jadi buah bibir masyarakat, karena diduga BUMDES di Desa tersebut tidak hanya ke transparanan terhadap masyarakat, namun dalam strukturalnya yang mengemban tugas sebagai ketua dan bendahara adalah Pasangan Suami Istri (Pasutri).
Seperti yang dikatakan Mokhamad Hidayat (Yayak). Selaku PJ Desa Pujer Baru, Bahwa tempo hari ia sudah pertegas agar pengurus BUMDES mengembalikan aset pada tahun 2016, dan meminta pengurus BUMDES agar Risen.
“Untuk aset Bundes sudah dikembalikan lagi ke Desa, dan untuk ketua, karena terbentur dengan acara Pilkades ini, jadi ditangguh dulu.”
“Kapan hari kami sudah sampaikan ke ketua BUMDES, kalau dia tidak bisa untuk meneruskan karena kesibukan lainnya monggo mengundurkan diri atau Risen, dengan catatan kembalikan aset yang kita pinjami,
yakni 16 juta berupa sapi 1ekor dengan harga 10 juta, kambing 6 ekor sama kandangnya seharga 6 juta, yang pada nantinya akan kita kembalikan ke kas BUMDES, dan kita ambil pengurus yang baru dan yang benar-benar memiliki pemikiran pengembangan BUMDES Pujer baru.” kata PJ
lebih lanjut PJ menerangkan, nantinya untuk aset tersebut harus kembali ke rekening BUMDES kan begitu, untuk struktur kepengurus yang status ketua dan bendahara bumdes suami istri saya tidak tahu juga ya, karena itu dari Incumbent, dan diambilnya tahun 2016 kalau kepengurusan BUMDES.” tutur PJ
Masih dengan penyampaian PJ. “Bahkan kita tidak tahu apa dari tahun 2016 aset BUMDES pernah bagi hasil dengan Desa atau tidak, kita tidak tahu mas.”
Sementara itu, hal yang membuat awak media sangat terkejut dengan penuturan Sofyan selaku Sekertaris BUMDES ketika dikonfirmasi via telpon WhatsApp.
“Iya benar saya sekertarisnya, tapi itu hanya status saja mas, kalau pengelolaannya BUMDES justru dari awal saya tidak pernah dilibatkan. dulu itu saya hanya dijanjikan dalam gaji tetap, tapi hingga sekarang jangankan gaji, kegiatan nulis saja tidak pernah saya terima.” kata sekretaris BUNDES.
Dalam hal itu warga yang enggan disebutkan nama menjelaskan, bahwa dalam konteks pembentukan BUMDES, Masyarakat dan BPD tidak dilibatkan.
“Kalau wujud pengelolaan BUMDES seperti apa saya selaku masyarakat tidak tahu mas, karena dulu pembentukan kepengurusannya jangankan masyarakat, BPD pun tidak dilibatkan.” kata warga yang meminta dirahasiakan namannya.(tim)