Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) At-Taqwa Bondowoso gelar Studium Generale (Kuliah Umum) sebagai tambahan bekal Mahasiswa beserta civitas akademik Kampus dalam membentengi diri dari Paham Radikalisme Agama dan Gerakan Transnasional.
Acara yang mengusung tema “Moderasi Beragama dan Tantangan Radikalisme Agama di Indonesia” tersebut bertempat di Gedung Aula Rektorat Lantai III STAI At-Taqwa Bondowoso. Rabu, (27/04/2023).
Acara yang dihadiri oleh ratusan Mahasiswa dan Mahasiswi baik dari semester dua hingga semester 8 (akhir) tersebut dimaksudkan sebagai tameng Kampus untuk tetap menjadi Moderat dalam menghadapi Paham, kelompok maupun oknum yang berkepentingan untuk menghancurkan generasi maupun institusi melalui motif ekstrim tersebut.
Menurut, Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) At-Taqwa Bondowoso, Dr. Suheri, M.Pd.I menyampaikan bahwa beruntung Mahasiswa yang hadir dalam Studium Generale ini serta bisa bertemu dan mendengarkan langsung wejangan maupun wacana baru dengan salah satu Tokoh Bondowoso yang memiliki peran strategis secara nasional. Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana gerakan ekstrim dan gerakan transnasional yang saat ini menyebar.
“Drs. Amin Said Husni ini merupakan Tokoh Nasional mungkin satu-satunya tokoh Bondowoso yang punya peran di tingkat nasional. Maka, ini menjadi kesempatan besar untuk menggali pengalaman serta ilmu beliau tentang tema yang dimaksud,” ujarnya.
Menurutnya, Lebih lanjut, H. Amin yang saat ini terus berjuang didalam Organisasi yang mempunyai andil besar serta Organisasi terbesar tersebut mempunyai saham besar dalam terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Memperkuat Moderatisme dan memperjuangkan Ukhuwah Wasatiah.
“Oleh karena itu, Negara ini kuat dan berkat juga tidak lepas dari perjuangan Nahdlatul Ulama. Ormas Islam terbesar yang bergerak bukan hanya skala nasional, internasional namun dunia,” lanjutnya.
Disisi lain, Dr. Suheri mengungkap adanya kabar gembira yang saat ini menghantui Kampus STAI tersebut. Menghadiri seseorang yang sering disebut dengan tangan kanannya Gus Yahya juga pengharapan besar untuk menyegerakan STAI bertransformasi menjadi Institut.
“Tahun ini STAI dalam pengajuan dua Program studi diantaranya; Prodi Ekonomi Syariah dan Hukum Keluarga yang saat sudah diproses akreditasinya serta kelengkapan dokumen dan SDM tentunya sudah sangat membuktikan. Hanya tinggal melewati satu tahapan lagi yaitu Penyiapan penerbitan SK. Sehingga, ijin operasional kedua prodi tersebut segera terbit,” tutupnya dengan senyum bahagia yang pernah menjadi Wakil Ketua II STAI At-Taqwa Bondowoso tersebut.
Selain itu, Ketua Yayasan At-Taqwa Bondowoso, Drs. KH. Imam Barmawi Burhan menuturkan kebahagiaan atas kehadiran Ketua PBNU dan juga warga Bondowoso untuk bisa memberikan percikan wawasan kepada para Mahasiswa dan civitas akademik tersebut.
Menurutnya, melalui Studium Generale ini juga sebagai forum untuk memperkuat pemahaman salah satu khittah yayasan adalah Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah. Menjadi Islam Moderat ala Nahdliyin.
“Maka, seluruh ketenagaan lembaga yang berada di bawah naungan Yayasan At-Taqwa Bondowoso ini. Dengan kurang lebih 200 tenaga diwajibkan untuk sudah mengikuti sudah Pendidikannya Kader Penggerak Nahdhatul Ulama (PKPNU),” tuturnya Abah Imam sekaligus Pengaruh PPI Nurul Burhan, Badean, Bondowoso tersebut.
Lebih lanjut, Abah Imam juga mengatakan bahwa STAI At-Taqwa yang dikenal dengan Kampus Santri, Kampus Qur’ani dan Kampus Merdeka tersebut jelas memberikan pembuktian melalui segala nilai-nilai kesantrian yang terus dijaga dan dirawat serta diaplikasikan dalam kehidupan akademik. Moderasi Beragama juga akan senantiasa menjadi prinsip yang terus ditanamkan dalam menghadapi setiap persoalan Radikalisme di negara ini.
“Saya yakin dengan seyakin-yakinnya. Melalui apa yang sudah istikamah dirawat di kampus ini akan menjadi Kampus yang memiliki integritas akademik yang mantap dan Integritas Kebangsaan yang tanggap,” pungkasnya.
Dalam forum yang berbeda, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Drs. KH. Amin Said Husni menyatakan bahwa Mahasiswa, Jajaran Pimpinan, Institusi ditambah dengan warga Pergerakan yang menjadi bagian didalamnya tidak akan mudah terpapar asal kuat dalam menganalisis orang-orang sekitar yang memiliki motif (salafi-wahabi) tersebut.
“Kalau di STAI sebenarnya tidak ada rasa kekhawatiran. Sebab, Aswajanya kuat. SDMnya juga kuat ditambah dengan institusi yang tidak perlu diragukan dalam merawat tawasuth didalam beragama,” tutupnya yang juga hadir sebagai Narasumber dalam Studium Generale tersebut.
Menurut pantauan dilapangan acara tersebut juga turut dihadiri oleh Pengurus Yayasan At-Taqwa beserta jajarannya, seluruh Pimpinan, Dosen dan Civitas Akademik STAI. Hadir pula perwakilan dari Ikatan Alumni STAI At-Taqwa (IKA STAI At-Taqwa), Jajaran Pengurus Ormawa, PK RBA STAI At-Taqwa, PR PMII Avicenna dan PR PMII Avverous serta Peserta yang terdiri dari Mahasiswa-Mahasiswa semester dua hingga delapan.
Acara tersebut sangat meriah melalui antusias warga kampus yang sangat jelas partisipasinya. Untuk pondasi institusi dalam menjaga generasi NKRI. (Ark)