Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Musim kemarau telah melanda di beberapa wilayah khususnya di Jawa Tengah. Salah satu daerah yang mulai krisis air bersih terjadi di beberapa daerah Kabupaten Banjarnegara. Banyak masyarakat kebingungan, padahal saat ini mereka sangat memerlukan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, mulai untuk mandi, mencuci baju, terkadang mereka harus bersusah payah mencari sumber mata air sendiri ke sungai dengan cara manual.
Secara geografis, Kabupaten Banjarnegara sendiri memang dikenal dengan daerah 60 persennya perbukitan dengan dikelilingi dua sungai besar yaitu Serayu dan Kalisapi, yang banyak tersedia sumber mata air.
Namun jika memasuki musim kemarau, masyarakat yang terkena dampak kekeringan harus memutar otak untuk mencari kesediaan air bersih untuk kebutuhan mereka.
Dalam pantauan lensanusantara.co.id ke beberapa Desa seperti Jalatunda, Karanganyar, Merden, banyak masyarakat yang memanfaatkan sungai untuk mencari sumber mata air dengan tujuan mendapatkan air bersih, untuk mandi, mencuci pakaian hingga peralatan rumah tangga. Sampai-sampai mereka rela mengeruk pasir dengan tangan.
Pamsimas yang selama ini sebagai penopang utama kesediaan air bersih, sudah tidak jalan lagi airnya.
“Sudah tiga bulan ini mengalami kekeringan, biasanya kan Pamsimas. Tapi saat ini mati, sumur biasa pun sudah kering tidak ada airnya, jadi warga sini ya kayak gini memanfaatkan sungai mencari sumber mata air untuk mandi dan mencuci, kalau sore begini sungai ramai pada bawa ember, dan perlengkapan mandi,” ujar Miswanto saat ditemui sambil mengeruk pasir di sungai guna mendapatkan sumber mata air.
Dari penelusuran ke beberapa desa, krisis yang sangat dirasakan juga ada di Desa Jalatunda, sekitar 6 ribu masyarakat mulai kesulitan air bersih, dan paling parah berada di RW5, 3, dan 4.
“Ada 6 ribu lebih masyarakat sini terkena dampak krisis air, tapi paling parah ada tiga RW, setiap pagi dan sore mereka kebanyakan turun ke sungai mencari sumber mata air untuk mandi dan mencuci, terjadi setiap musim kemarau ya kayak begini. Kemarin kita sudah menyediakan beberapa tangki air bersih tapi sangat kurang karena harus dibagi ke beberapa dusun,” ungkap Kades Jalatunda, Satam.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga sudah mengumumkan, kalau di Jawa Tengah sendiri ada 51 persen wilayah yang akan mengalami kekeringan, karena cuaca ekstrim sejak 2022 lalu sulit ditebak. (Gunawan).