Uncategorized

Satu Peluru Bisa Menembus Satu Kepala, Tetapi Satu Tulisan Dapat Menembus Jutaan Kepala

5
×

Satu Peluru Bisa Menembus Satu Kepala, Tetapi Satu Tulisan Dapat Menembus Jutaan Kepala

Sebarkan artikel ini

Denpasar, Lensa Nisantara – Beda media sosial denagn media massa yaitu penulis di media massa kepada pembaca, Tampa memerlukan timbal balik atau feedback ,sedangkan di media sosial biasanya ada komunikasi atau interaksi 2 arah ,penulis dan pembaca bisa saling mengomentari.

Di era globalisasi ini banyak sekali sosial media termasuk Facebook ,Twitter ,Instagram whatsapp dan lain sebagainya ,ditilik dari segi positif dan negatif bisa kita analogikan sebagai berikut

Example 300x600

Positif : penyebaran informasi yang cepat ,saling bertukar informasi dengan cepat dan murah, dapat menyambung silahturahmi ,mempermudah berbelanja, sebagai sarana dakwah.
Negatif : berawal dari media sosial sering terjadi tindak kejahatan ,susah bersosialisasi dengan orang sekitar ,bahasa medsos tidak menggunakan formal ,lalai akan waktu.

Adapun nilai positif dan negatif dari media massa juga bisa analogikan sebagai berikut
Positif : lebih terperinci dan mudah di pahami dalam pemberitaan ,bs di simpan ,memiliki segmen khusus, fleksibel ,lebih luas cakupannya ,lebih menarik ,bisa di akses kapan saja ,lebih lengkap karena menyajikan foto dan video beserta penjelasan berdasar kepada kaidah kaidah jurnalis dan kode etik
Negatif : seperti di jelskandi awal tidak ada interaksi karena SDH lengkap penjelasan nya sesuai fakta bukan asumsi atau opini.

Dalam landasan hukum yang dipakai adalah medsos beserta turunannya adalah di UU ITE. Sedang karya tulis baik yang disharekan di medsos cetak dan televisi di Pagari oleh UU ITE dan UU pers.

Dalam hal ini penulis adalah seorang jurnalis jadi paham betul dampak domino dari penting tidaknya ke 2 media tersebut ,jika di medsos postingan sebaik apapun dr penulis bisa di mentahkan oleh komen buzzer atau yang bersebrangan dengan pemikiran penulis baik itu secara fakta ,bahkan banyak rujukan berita dari media massa yang digunakan sebagai fatwa dari user medsos tersebut .

Contoh kecil ketika dalam pemilihan baik dari legislatif ataupun eksekutif di pastikan semua team sukses dan calon pasti SDH membuat medsos khusus untuk itu, tetapi di dalam perkembangan dan startegi serta penilaian elektabilitas tetap harus dilakukan survei dan itu hanya bisa di lakukan ahlinya
Medsos bagus tapi tidak terperinci dan gampang dipahami serta dicerna karena akan menampilkan multi tafsir beda dengan media yang mana orang pers yg memang memiliki keahlian dalam menyusun dan mengemas suatu informasi berdasar konsep 5 w I h dan kode etiknya.

Penulis menyimpulkan berdasar fakta yang ada ,media sosial perlu tetapi tetap lebih penting media massa agar tidak ada miss informasi dan target yang keluar jalur.

Dalam kata lain informasi di medsos bisa di katakan tidak menjamin murni asli fakta tetapi di media massa baik online cetak ataupun televisi itu adalah fakta ,contoh kecil orang gampang mensharekan informasi foto ,video dan lain sebagian di coopy paste tetapi tidak tahu berita dari mana itu asli atau hoax ataupun berita lama yang di unggah dengan judul baru.

Tugas pokok wartawan / jurnalis/ reporter sama menyajikan berita sesuai fakta dinlapangan dan tugas media adalah sebagai kontrol sosial dan kebijakan publik ,media nya jelas dan awak media juga berkompeten untuk itu.
Salam pena tajam jurnalis. (Imam).

Tinggalkan Balasan