Uncategorized

Refleksi Hari Pahlawan, Pegiat Literasi Bondowoso Bedah Biografi dan Pemikiran Tan Malaka

×

Refleksi Hari Pahlawan, Pegiat Literasi Bondowoso Bedah Biografi dan Pemikiran Tan Malaka

Sebarkan artikel ini

Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Memperingati Hari Pahlawan tahun 2020 yang jatuh pada tanggal 10 November 2020, Penerbit Licensi Bondowoso menggelar kegiatan bincang santai Bedah Buku.

Example 300x600

Buku yang dibedah adalah “Tan Malaka: Bapak Republik yang Dilupakan Sejarah Bangsa” karya Taufik Hidayat. Bertempat di Library Café acara digelar pada pukul 19.00 hingga 22.00 WIB.


Juru bedah yang didatangkan malam itu adalah Pegiat Literasi Nasional sekaligus Penulis Buku ‘Setan Jenius’, Mohammad Hairul, S.Pd, M.Pd. Acara juga dihadiri langsung oleh Penulis Buku “Tan Malaka: Bapak Republik yang Dilupakan Sejarah Bangsa” yaitu Taufik Hidayat.

BACA JUGA : PJJ Berlanjut, SMPN 01 Bondowoso Bekali Assesmen Diagnostik Bagi Guru

Bertindak selaku moderator adalah Muhammad Haris Taufiqur Rohman, penulis muda yang cukup produktis sekaligus Ketua IKMASS Jember.


Acara diawali dengan penampilan khusus penyair muda Bondowoso, Abdul Raman Qorni Mashury (ARQM) yang membacakan puisi-puisi kepahlawan, termasuk puisi Krawang-Bekasi karya Chairil Anwar.

Founder Padepokan Kalijogo dan sekaligus pegiat sastra dari komunitas Aungansastra ini juga merupakan penulis buku “Kiprah K.H.R. As’ad Syamsul Arifin dalam Muktamar NU Ke-27”.


Sesi Bedah diawali oleh Mohammad Hairul dengan mengapresiasi buku karya penulis Bondowoso, Taufik Hidayat. “Buku Ini menarik karena mampu memilah bahwa Tan Malaka: Sang Bapak Republik sejatinya hanya dilupakan oleh sejarah bangsa, bukan oleh bangsa itu sendiri”.

BACA JUGA : Potong Tumpeng oleh MKKS SMA/SMK Swasta di Bondowoso Tandai Pembukaan Semarak Hari Santri Nasional 2020

Lebih lanjut Hairul menambahkan Bahwa pemikiran dan perjuangan Tan Malaka semestinya mendapatkan perlakuan adil dibangsa. Terlepas dari beragam kontroversi tentangnya, di ranah keilmuan, maka pemikiran dan karya-karyanya layak untuk terus dikaji dan ditemukan relevansinya.


Taufik Hidayat selaku penulis juga meriview kembali sejarah perjalanan hidup dari Ibrahim “Tan Malaka Kecil’ yang jenius, nakal, dan sangat religious hingga kematian tragisnya di tangan bangsanya sendiri.

“Bangsa yang ia pikirkan sejak awal, yang ia perjuangkan kemerdekaannya 100 persen, yang ia rela hidup dari penjara ke penjara dalam memperjuangkannya, ternyata di tangan bangsa itu pulalah ia meregang nyawa”.


Selain mengupas sisi biografi dan historiografi Tan Malaka, malam itu acara bedah menjadi kian menarik dengan mengkaji pemikiran filosofis Tan Malaka yang diungkapkan dalam karya bukunya yang fenomenal yaitu Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika).

Peserta yang hadir seakan diajak bersama merefleksi tentang relevansi pemikiran-pemikiran Tan Malaka di era sekarang.
Acara bedah buku diakhiri pada pukul 22.00 WIB.

BACA JUGA : Penerbit Licensi Bondowoso bersama Library Cafe Mengadakan Bedah Buku di Hari Santri Nasional

Namun seluruh peserta memilih untuk berdiskusi santai sambil menikmati aneka menu kopi yang ditawarkan Library Café.

Dari diskusi non formal itu kemudian diagendakan Bedah Buku berikutnya adalah “Bukan Guru Kaleng-Kaleng” karya Mohammad Hairul, dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional tanggal 25 November 2020.

  • Reporter : Hosairi/Rahman
  • Editor : Arik Kurniawan
  • Publikasi : Yadi/Suhartono
**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.

Tinggalkan Balasan