BeritaDaerah

Ronda Tetek Cara Unik Usir Pageblok

×

Ronda Tetek Cara Unik Usir Pageblok

Sebarkan artikel ini

Trenggalek, LENSANUSANTARA.CO.ID – Tradisi rundo tetek Cara Unik Warga desa Sawahan kec panggul kabupaten Trenggalek Usir Pagebluk Covid-1
Tradisi rondo tetek, Cara Unik Warga Sawahan Usir Pagebluk Covid-19
Warga Desa Sawahan Kecamatan panggul Kabupaten Trenggalek, memiliki cara unik untuk mengusir pagebluk corona, yaitu dengan menggelar tradisi rondo tetek

Example 300x600

Tamyis kepala desa Sawahan
Senin 23 Agustus 2021
Saat di konfirmasi awak media mengatakan — Masyarakat di Desa Sawahan Kecamatan panggul Kabupaten Trenggalek ini memiliki cara unik untuk mengusir pagebluk corona, yaitu dengan menggelar tradisi ronda tetek selain itu juga doa bersama.

Masyarakat di desa itu setiap malam berkeliling dengan membunyikan alat musik dari bambu dan menari.

Seperti yang dilakukan pada senin (23/08/2021) malam, sejumlah warga membawa berbagai alat musik dan perabotan rumah tangga kemudian memukulnya hingga mengeluarkan bunyi-bunyian. Selain itu, ada beberapa warga lainnya yang mengenakan topeng setan dan siluman sebagai simbol dari roh jahat yang membuat pagebluk.

Mereka berkeliling menyusuri jalan-jalan kampung di desa . Sambil diiringi musik seadanya itu, mereka berjoget dan berjalan ,ungkapnya.

Tokoh Masyarakat Desa Sawahan sulis 41tahun, mengatakan tradisi ronda netek ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengusir pagebluk corona atau Covid-19. Menurutnya, tradisi rondo tetek ini menjadi salah satu warisan dari leluhur saat terjadi wabah menyerang masyarakat.

“Leluhur kami mengajarkan ini. Dahulu, saat ada pagebluk, leluhur kami mengadakan Rondo tetek untuk mengusirnya,” kata dia.

Di tempat yang sama sapto menuturkan dalam tradisi ronda tetek ini tidak memerlukan alat musik khusus, melainkan hanya menggunakan peralatan rumah tangga yang ada di rumah. Seperti bambu, panci, galon, cangkul, besi, dan lainnya.

“Apapun yang bisa mengeluarkan bunyi-bunyian bisa digunakan. Karena ini memang ronda tetek tradisi bukan untuk kesenian,” pungkasnya (yanto).

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.

Tinggalkan Balasan