
Situbondo, LENSANUSANTARA.CO.ID – Pria asal Desa Sempol Kec. Prajekan Kab. Bondowoso berinisial HJ (36) divonis dua tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Situbondo setelah terdakwa terjerat kasus KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Kamis, 21/10/2021.
Kasus KDRT HJ membuat geger publik lantaran perbuatan yang ia lakukan tidak lumrah yaitu dengan melakukan kekerasan memasukan timun ke vagina istrinya SY (26).
Ery Yusman selaku Majelis Hakim menjatuhkan hukuman dua tahun penjara kepada terdakwa yang sebelumnya dituntut tiga tahun oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).
“Kami memvonis terdakwa HJ dua tahun kurungan penjara, karena terdakwa menyesali perbuatannya. Selain itu, selama persidangan terdakwa juga kooperatif.” kata ketua majelis hakim Ery Yusman mengetuk palu tanda berakhirnya sidang secara virtual, Kamis (21/10/2021).
Mendengar putusan majelis hakim, baik kuasa hukum terdakwa maupun JPU Kejari Situbondo, melalui Kasi Pidum Ifan Pradita Putra kepada awak media, sama-sama menerima.
“Kami menerima vonis dua tahun, yang dijatuhkan majelis hakim,” kata Ifan Pradita Putra.
Sekadar diketahui, perkara KDRT ini berawal saat terdakwa HJ mengaku sering diejek oleh istrinya. Sebab, setiap selesai berhubungan suami istri, istrinya yang berinisial SY selalu bilang tidak puas.
Karena kesal sering diejek istrinya, pada suatu malam HJ mengajak SY untuk berhubungan suami istri. Namun saat itu, HJ justru memasukkan timun dan terong ke dalam vagina istrinya yang berakibat kemaluan SY membengkak.
Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan seksual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun atau denda paling banyak Rp. 36.000.000,- (tiga puluh enam juta rupiah).
Melalui via WhatsApp awak media Konfirmasi Hendriyansyah, S.H., M.H. selaku kuasa hukum HJ, pihaknya mengatakan sebenarnya ancaman hukumannya sangat tinggi sesuai dengan pasal Pasal 46 UU 23/2004.
“Bahwa kami selaku kuasa hukum dari terdakwa menerima putusan 2 Tahun yang diberikan majelis hakim. Putusan tersebut lebih ringan dari Tuntutan Jaksa 3 tahun.” Jelas Hendriansyah dari kantor hukum dan advokat Marlena Law Office & Partners Situbondo. Jumat, 22/10/2021. (Tim)