Makassar, LENSANUSANTARA.CO.ID – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia baru saja menggelar perlehatan Dialog Kebangsaan Bhinneka Tunggal Ika yang bertema Sukseskan Gerakan Sulsel Bebas Covid-19. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari Dies Natalies GMNI Makassar yang baru saja genap berumur sepuluh tahun, atau satu dekade.
Digelar di Aula Hotel MaxOne Makassar pada senin tanggal 15 November 2021, dialog tersebut menghadirkan tokoh-tokoh penting sebagai Narasumber diantaranya dari Pemerintah Provinsi Sulsel yang dihadiri oleh Kabag Decon TP. dan Kerjasama yang mewakili Plt. Gubernur Sulsel. Hadir pula Koordinator Ahli Madya Analisis SDM Aparatur KPU Sulsel, Ismail Masse, serta Wakil ketua MUI Sulsel, Prof. Dr. K.H. Mustari Bosrah, MA.
Selain itu, turut sebagai narasumber Kasie P2M Dinas Kesehatan Kota Makassar, Dr. Andi Mariani, MH, Kes, Kanit Sat Intel Polrestabes Erwin Amran. S.Sos, M.H, serta Anggota DPRD Kota Makassar, Mesakh Reymond Rantepadang, S.H.
Para Narasumber dalam dialog ini bersepakat bahwa pemuda sebagai tonggak perubahan harus mengambil peran aktif serta Berkolaboratif dalam menyukseskan vaksinasi. Vaksinasi merupakan sebuah jalan untuk membangun kekebalan kelompok agar sulsel bebas Covid-19.
Cipta kondisi yang aman dan kondusif juga perlu didorong oleh pemuda utamanya dalam menyaring informasi yang baik dan benar agar dalam menyukseskan sulsel bebas Covid-19 bisa berjalan dengan lancar.
“Pemuda itu harus mampu menyaring informasi yang ada di media sosial. Kita sedang mengalami masa-masa sulit, namun banyak juga yang menyebarkan informasi hoax dan provokatif, tipikal pemuda kita masih gampang tersulut oleh berita seperti ini”, terang Erwin Amran, Kasie Intel Polrestabes.
Senada dengan hal tersebut, Ismail Masse juga mengatakan bahwa berita Hoax menjadi tantangan tersendiri oleh KPU dalam persiapan penyelenggaraan pemilihan serentak. “Kami mewaspadai Informasi seperti ini mempengaruhi partisipasi pemilih kita, jangan sampai karena berita hoax mengenai Covid-19 pemilih takut ke TPS”, imbuhnya. Wakil Ketua MUI Sulsel membenarkan bahwa kondisi pandemi ini berimbas utamanya di aspek ekonomi masyarakat, sehingga masyarakat yang ekonominya sulit menjadi sasaran empuk penyebaran paham-paham radikal.
“Penyebaran paham radikal biasanya menyasar masyarakat kita yang ekonominya sedang sulit, apalagi di masa pandemi ini. Pendekatan mereka supaya masyarakat tidak percaya dengan pemerintah dan negara. Timbullah gerakan yang ingin membuat sebuah perubahan ekstrim yang biasanya mengatas namakan agama, ini yang perlu diantisipasi bersama”, jelas beliau.
Dalam sambutannya, pemerintah Provinsi Sulsel mengatakan bahwa data terkini kasus kita di Sulsel itu melandai namun itu bukan alasan untuk melonggarkan kita dalam mematuhi protokol kesehatan.
Hal ini dibenarkan oleh Andi Mariani dari Dinkes Makassar, bahwa kasus positif perhari memperlihatkan pengurangan jumlah yang derastis. “Kurva itu melandai, ini berkat kerja keras kita semua, terutama program vaksinasi yang berjalan lancar, capaian vaksinasi di Kota Makassar saat ini sudah tergolong tinggi dibandingkan daerah lain di Sulsel”, terangnya.
Selanjutnya, Mesakh Reymond Rantepadang yang merupakan Anggota DPRD Kota Makassar menyampaikan apresiasinya terhadap terselenggaranya dialog tersebut.
“Forum seperti ini sudah luar biasa apalagi diinisiasi oleh pemuda kita, artinya mereka sudah ada kemauan untuk mengambil peran dalam persoalan bangsa. Pemerintah Kota Makassar melalui program Walikota saya rasa sudah menyiapkan ruang bagi pemuda, tinggal pemuda memanfaatkan ruang tersebut. Apalagi sudah ada aturan-aturan terkait kepemudaan, sisa pemudanya bagaimana bisa kreatif dan inovatif”, imbuhnya.
Ketua GMNI Cabang Makassar, Bung Hasril menyampaikan bahwa melalui Dialog Kebangsaan ini GMNI mempertegas komitmennya untuk siap berpartisipasi dalam gerakan melawan Covid-19 dan bersama-sama dengan seluruh elemen pemuda untuk bergotong royong membantu pemerintah dalam pemulihan ekonomi dan pembangunan nasional.
Kegiatan dialog kebangsaan ini dihadiri oleh berbagai elemen lembaga pemuda maupun mahasiswa baik eksternal maupun internal kampus di Kota Makassar.(Fahmi)








