Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Pencapaian produksi getah Pinus KPH Bondowoso sampai dengan Bulan maret, yang masih jauh di bawah penetapan Rencana Tehnik Tahunan ( RTT ) untuk tahun 2022 rupanya menjadi agenda khusus jajaran manajemen Divisi Regional Jawa timur dalam rangka memberikan motifasi secara langsung kepada petugas lapangan seperti halnya yg di lakukan oleh Ratmanto wakil kepala divisi regional jawa timur beserta rombongan ke wilayah kerja Perhutani Bondowoso pada Selasa (19/04/2022).
Mengawali lawatannya rombongan Wakadivre yang di dampingi Suratno Kepala Departemen Produksi, Yohanes Eka Cahyadi Kepala seksi produksi Divre jatim serta Andi Adrian Hidayat Administratur Perhutani Bondowoso, langsung melaksanakan pemeriksaan ke lokasi sadapan petak 17E, 17F, 28A, 28B RPH Sukorejo BKPH Sukosari dilanjutkan ke Petak 77.D RPH Pakisan, BKPH Wonosari. dan di akhiri pada petak 18C RPH Curahdami BKPH Bondowoso.
Dalam kata pembukaaan pembinaan yang bertempat di ruang silva perhutani, Andi Adrian Hidayat melaporkan bahwa pencapaian produksi getah KPH Bondowoso berada di rangking juru kunci atau terbawah tingkat direksi, namun pihaknya akan tetap berupaya maksimal untuk mengejar ketertinggalan.
Kepada awak media Andi mengatakan. “kami dan jajaran siap untuk lebih baik dari tahun kemarin mas,” kata andi dengan singkat
Sementara dalam sambutannya Ratmanto menyampaikan. “Dari target RTT tahun 2022 KPH Bondowoso memang masih jauh tertinggal, namum demikian manajemen Divre jatim masih memberikan apresiasi tinggi karena pencapaian produksi getah Bondowoso ada peningkatan 15 % dari produksi tahun 2021 kemarin, yang artinya keberadaan KPH Bondowoso posisinya sangat penting bagi divre jatim.” jelasnya
Beliau juga mengemukakan bahwa dari hasil pemeriksaan lapangan banyak dijumpai tempurung dan talang sadap yang posisinya masih jauh di bawah dan belum di naikkan oleh penyadap, sehingga berakibat pada lambatnya pendapatan produksi getah mereka, untuk itu Ratmanto meminta agar program menaikkan tempurung yang sudah di canangkan oleh KPH Bondowoso hendaknya di kawal dengan baik oleh petugas lapangan utamanya mandor sadap, tutupnya.
Pasca acara pembinaan, pak Atik salah seorang penyadap tertua dengan usia 61 tahun yang ikut hadir saat di mintai keterangan oleh awak media mengatakan. “Terimakasih kepada perhutani karena sudah memberikan kesempatan kerja sebagai penyadap dipetak 108 RPH Tapen BKPH Wonosari, yang sehingga dapat mencukupi kebuhan ekonomi sehari-hari,” cetusnya pak atik yang juga berharap agar perhutani ke depan juga bisa lebih memperhatikan kesejahteraan penyadap.
Pada penghujung acara diserahkan hadiah masing-masing kepada 3 orang KRPH dan mandor terbaik bidang produksi getah tahun 2022 serta pemberian bantuan sembako kepada penyadap.
Reporter : Jasuli