Trenggalek, LENSANUSANTARA.CO.ID – Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin mengambil langkah cepat untuk segera merelokasi 14 warga terdampak tanah gerak di Desa Pandean, Kecamatan Dongko. Keputusan ini dilakukan karena 14 rumah warga ini tidak mungkin dihuni kembali. Sabtu (22/10/2022)
Meninjau langsung bersama jajaran terkait, kepala daerah yang akrab disapa Gus Ipin itu mengambil keputusan cepat. Rencananya bangunan SDN 3 Pandean menjadi tempat relokasi bagi warga terdampak.
Tercatat ada 16 rumah yang terdampak yang kesemuanya sementara diungsikan di Bangunan eks. SDN 3 Pandean. 14 rumah sudah tidak mungkin dihuni kembali dan 2 rumah sisanya masih dimungkinkan dihuni kembali.
Meninjau bencana ini, suami Novita Hardini itu menuturkan, agenda hari ini kita melihat korban tanah longsor dan tanah gerak di Desa Pandean, Dongko. Ada 16 KK yang mengungsi dan kita fokusnya menyiapkan fasilitas mereka selama mengungsi.
“Kelihatannya rumah yang lama tidak mungkin ditempati, karena berbahaya. Kebutuhannya tadi saya tanya apa, seperti air bersih, almari, peralatan masah dan bahan memasak, kasur dan juga selimut tadi kita bawa,” ungkapnya
Selanjutnya kita mempersiapkan perumahan, kebetulan ada bangunan sekolah yang sudah tidak difungsikan lagi.
“Rencananya akan kita modif, perbaiki untuk menjadi rumah hunian. Sekaligus kita siapkan dapur dan kamar mandinya sehingga nanti warga akan hidup kembali di sini. Jadi ini nanti akan menjadi perumahannya mereka,”ucapnya
Sumarti, warga terdampak tanah gerak di Desa Pandean, Kecamatan Dongko menyebutkan, kejadian tanah gerak terjadi sudah menahun, namun di Bulan Oktober ini semakin parah.
Keretakan pada dinding tembok semakin parah dan mereka tidak berani menempati. Parah pak dinding rumah retak-retak, kami tidak berani menempati. Bahkan ada yang sudah roboh.
“ada 16 KK yang terdampak, sementara kita tinggal di pengungsian,” imbuhnya
16 KK warga terdampak tanah gerak ini sendiri ,sudah 4 hari tinggal di pengungsian eks. bangunan SDN 3 Dongko. Kebetulan bangunan sekolah itu kosong karena regrouping.
Suparni Kepala Desa Pandean membenarkan pernyataan warganya tersebut. Tanah gerak di daerahnya itu merupakan bencana menahun yang di awal bulan Oktober ini mulai bergerak kembali. Pada bulan ini tanah bergerak terus sehingga mengakibatkan keretakan- keretakan sehingga tidak mungkin untuk dihuni kembali.
“Untuk itu akhirnya saya, mengambil kebijakan untuk mengungsi ke sekolah ini sementara sambil menunggu perkembangan untuk merelokasi rumah mereka,” terangnya.
Menurut Suparni, rumah yang tidak dapat dihuni sebanyak 14 rumah dan 2 lainnya masih bisa difungsikan kembali,menunggu pembersihan material di sekitar rumahnya.
“2 rumah bisa ditempati kembali, sedangkan yang tidak dapat ditempati sebanyak 14 rumah,”tutupnya (Nov)