Pamekasan, LENSANUSANTARA.CO.ID – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 44 Universitas Trunojoyo Madura (UTM) bersama Pemerintah Desa Kertagenah Dajah, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan meresmikan tekhnologi berbasis internet atau Internet of Things (IoT). Rabu (18/01/2023).
Selama kurang lebih sebulan mengabdi di Desa Kertagena Dajah, mahasiswa KKN Kelompok 44 UTM salah satunya memperkenalkan program Internet of Things atau tekhnologi berbasis android yang dapat bertukar dan sistem lain melalui internet sehingga dapat memudahkan aktivitas masyarakat meski dari jarak jauh.
Kepala Desa Kertagena Dajah, Hj. Zainani mengungkapkan, pihaknya bersama masyarakat sangat mengapresiasi inovasi dari Mahasiswa KKN UTM yang telah memperkenalkan program Internet of Things (IoT).
“Dulunya di wisata Bukit Kehi ini kalau menyiram tanaman masih pakai tangan harus menyorot ke barat dan ke timur. Alhamdulillah sekarang tinggal pencet Handphone maka airnya akan otomatis menyiram sesuai yang di arahkan,” terangnya.
Pihaknya juga bersyukur dan berterimakasih dengan adanya program IoT dari Mahasiswa KKN ini aktifitas dapat dilakukan dari rumah meskipun jarak lumayan jauh.
“Saya sangat berterimakasih, dan merupakan inovasi terbaik dari KKN UTM selama mengabdi disini,” ungkapnya.
Selanjutnya, Zainani berharap inovasi ini dapat berlanjut dan dapat dikembangkan terutama untuk masyarakat.
“Tapi ini kesulitan yang saya alami, mahasiswa KKN dari UTM sudah mau kembali ke kampusnya, dan disini tidak ada yang bisa membantu mengoperasikan meskipun ada hanya bisa memperbaiki karena disini belum ada yang ahli di bidang tersebut,” katanya.
Sementara itu, Rahman perwakilan dari mahasiswa anggota dari KKN kelompok 44 UTM tersebut mengatakan bahwa program IoT tersebut sudah banyak di gunakan terutama di daerah perkotaan.
“Tapi karena sekarang di desa, kalau di perkotaan kan smart home misalnya buka pintu rumah pakai HP. Jadi gimana caranya kita kolaborasikan tekhnologi ini di desa,” ucap Rahman.
Rahman dan anggota KKN Kelompok 44 sangat berterimakasih kepada kepala desa Kertagena Dajah karena telah membantu konsep dan membiayai program IoT tersebut.
“Keberadaan kami disini hanya sebagai objektor, kami hanya bisa mengkonsep tapi alhamdulillah bisa terbantukan dengan dibiayai oleh bu Klebun,” ujarnya.
Menurut Rahman, awalnya mahasiswa KKN 44 yang mengabdi di Desa Kertagena Dajah akan mengajukan program hidroponik dan tekhnologi tepat guna lainnya, dikarenakan hasil dari analisa masyarakat mempunyai lahan yang luas untuk bertani.
“Karena bertani dengan lahan yang luas, kayaknya masyarakat malas untuk menyiram apalagi jika dari pagi sampai siang hari, jadi tekhnologi ini bisa menjadi solusi untuk bisa diterapkan di masyarakat dan bisa berkonsultasi dengan BUMDes untuk bisa memanfaatkan inovasi ini,” imbuhnya.
Selanjutnya, Rahman dan Kelompok 44 akan melakukan pemantauan untuk perkembangannya.
“Sekaligus kami akan membuat laporan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) di Universitas Trunojoyo Madura agar Kertagena Dajah ini dijadikan Desa Binaan. Supaya tekhnologi yang sudah kami buat ini apalagi biayanya yang lumayan besar dan juga berkat Pemerintah Desa kemudian kami juga kerja keras disini ketika selesai KKN hilang. Dan saya tidak mau seperti itu,” tambahnya.
“Harapannya laporan kami bisa di ACC oleh LPPM dan bisa bekerjasama dengan LPPM untuk bisa melihat hasil apa yang sudah kami buat,” harapnya.