Berita

Minta Kejelasan Tambang Minyak Rakyat, Kantor Gubernur Sumsel Dikepung Ribuan Massa

×

Minta Kejelasan Tambang Minyak Rakyat, Kantor Gubernur Sumsel Dikepung Ribuan Massa

Sebarkan artikel ini
Kantor Gubernur Sumsel
Aksi massa geruduk kantor Gubernur Sumsel. (08/03/2023). (Foto: Toding/Lensa Nusantara)

Muba, LENSANUSANTARA.CO.ID – Gerakan Masyarakat Muba Bersatu kepung Kantor Gubernur Sumsel. Ribuan massa yang dihuni oleh ribuan massa ini mendukung Penambangan Minyak agar segera dikembalikan kepada Rakyat dan segera dilegalkan.

Diketahui aksi ini, adalah aksi yang digagas oleh sejumlah Penambang yang terdiri dari, Pengebor, Pemeras Minyak, Pengangkut Minyak, dan Pemodal.

Example 300x600

Koordinator Aksi Rico Roberto, S.H., M.H saat orasi menyampaikan, Aliansi Masyarakat Muba Bersatu dihuni oleh sejumlah Masyarakat Penambang Minyak Tradisional yang berharap kegiatan tersebut untuk dilindungi dan segera ditetapkan statusnya sesuai Regulasi.

“Ada beberapa tuntutan yang kami klaim, yang harus menjadi pertimbangan Pemerintah Daerah yaitu diantaranya, kami masyarakat penambang minyak rakyat meminta perlindungan kepada Gubernur Sumsel karena dari Pekerjaan Menambang Minyak ini lah kami bisa bertahan hidup,” kata Rico Roberto.

Kami juga, memohon kepada Forkopimda Sumsel untuk segera membuat peraturan kebijakan sehingga pekerja penambang minyak ini dapat menjadi Legal.

Disebutkan Tokoh Pemuda Babat Toman ini, kami siap berkontribusi kepada Pemerintah untuk meningkatkan lifting minyak dan memberikan sumbangsih berupa Pajak. Pekerjaan Penambang Minyak merupakan budaya kami masyarakat Muba yang telah terjadi sejak turun temurun.

“Mengutuk keras terhadap orang-orang yang tidak bertanggungjawab dan mengadu domba masyarakat Penambang Minyak Kabupaten Musi Banyuasin,” sebutnya.

Sambung Rico, kami Penambang Minyak, Penerima Manfaat Masyarakat Musi Banyuasin yang sejumlah kurang lebih 350.000 orang siap mendukung Forkopimda Sumsel dan Forkopimda Muba demi kesinambungan hidup mata pencarian kami.

“Masyarakat Penambang, Pengebor, Pemolot, Pemeras, Angkutan, dan Pedagang Kecil menyatakan, tidak ada pilihan lain untuk mempertahankan kelangsungan hidup keluarga kami. Membiayai anak-anak Sekolah, untuk itu kami menyatakan sikap siap berjuang sampai tetes darah terakhir,” cetus Rico.

Ditempat yang sama Tokoh Masyarakat Muba M Azhari BSc menyampaikan, kita masyarakat Kabupaten Muba harus kompak dalam mendorong langkah dan kebijakan yang di laksanakan oleh Forkopimda Muba dan Forkopimda Sumsel.

“Maka dari itu, marilah kita bangun kekompakan dan sinergitas demi kelangsungan Masyarakat yang berkecimpung didalam Kegiatan Penambangan Minyak Rakyat secara Tradisional di kabupaten Musi Banyuasin,” ucap Azhari.

Kami berharap, aspirasi pada hari ini dapat diberikan kejelasan sehingga Sumur Minyak Tradisional yang dikelola dapat memberikan kehidupan yang jauh lebih baik bagi Masyarakat Muba.

“Kami berharap juga apa yang kami laksanakan hari ini dapat mendapatkan titik temu sehingga kami dapat memberikan Kontribusi kepada Pemerintah,” harapnya.

Gubernur Sumsel H. Herman Deru diwakili oleh Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Drs H Edward Candra MH, menyampaikan aspirasi massa pada hari ini akan kami sampaikan kepada Bapak Gubernur Sumsel.

“Atas aksi hari ini, kami apresiasi dengan tertib. Dan apa yang disampaikan pada kesempatan ini juga akan kami laporkan kepada Gubernur Sumsel,” kata Edward.

Sementara itu, Anggota DPRD Sumsel Dapil Muba Abusari Burhan, S.H., M.Si mengatakan, kami sangat berharap, aksi yang disampaikan oleh Masyarakat Muba hari ini, dapat diberikan solusi, serta segera kita jemput bola apa yang menjadi kekurangan dari pada Legalitas Penambangan Minyak Rakyat.

“Kami ulangi lagi, Ribuan Sumur Minyak di Muba, yang jika dikalkulasikan hampir Ratusan Ribu Pekerja yang terlibat, baik Pemolot, Pengebor, Pemeras, Transportir dan tak kalah menjamur lagi warung-warung mendapatkan Incumbt dari hasil Dunia Perminyakan Muba,” kata Abusari.

Marilah kita carikan solusi kenapa Cepu bisa, Aceh bisa, Bojonegoro bisa, kita Sumatera Selatan tidak bisa.

“Kita harus mengawal ini, kami berharap ini menjadi suatu acuan yang harus kita carikan solusi dan kita jemput apa yang seharusnya kita penuhi. 50 persen masyarakat Muba ini lahir dan makan dari aktivitas penambangan minyak,” ujar Abusari.

Diketahui, hampir 50 persen masyarakat di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin berkecimpung didalam penambangan minyak rakyat secara tradisional dan koordinator aksi dilaksanakan oleh Rico Roberto, S.H., M.H.

Menurut Informasi, massa aksi yang turun kejalan tersebut berasal dari, Kecamatan Babat Toman, Sanga Desa, Plakat Tinggi, Keluang, Lawang Wetan, Bayung Lencir, dan Batang Hari Leko.

Turut Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Dinas ESDM Hendriansyah, S.T., M.Si, Dir Intelkam Polda Sumsel Kombes Pol Iskandar F Sutisna S.I.K. (toding)

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.