Pamekasan, LENSANUSANTARA.CO.ID – Seorang anak siswa Kelas VI (6) Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur harus menjalani hidup bersama neneknya.
Lailatul Badriyah, gadis yang biasa dipanggil Eli ini menjadi yatim piatu setelah kedua orang tuanya meninggal dunia sejak ia masih kecil.
Kondisi rumah Eli, dengan ukuran sekitar 5×6 meter di Dusun Morbedih, Desa Panaguan, Kecamatan Larangan ini tampak dindingnya menggunakan gedhek anyaman bambu dan hampir roboh.
Rumah tersebut merupakan satu-satunya peninggalan dari orang tua Eli yang saat ini beralih fungsi menjadi dapur.
Eli bersama neneknya saat ini untuk sementara tinggal di sebuah rumah sederhana yang tepat berada didepan rumahnya.
Dari penuturan neneknya Sia (60), Eli ini ditinggal oleh ibunya sejak masih berusia 16 bulan.
“Kalau yang ditinggal bapaknya, sekitar umur 3,5 tahun,” tutur Sia di rumah yang hampir roboh, pada Selasa 19 September 2023.
Untuk memenuhi kebutuhan setiap harinya, nenek Sia sambil berjualan pisang meskipun tidak seberapa yang didapatkan dan juga mengandalkan bantuan dari warga sekitar.
Eli sendiri ketika ditanya cita-cita dan keinginannya, menjawab.
“Ingin jadi guru,” ucapnya. Dan “Ingin punya rumah sendiri,” jawabnya singkat.
Kepala Sekolah SD Panaguan II, Fatimah mengatakan, merupakan anak yatim piatu dan orang tuanya meninggal sejak Eli masih kecil, tetapi meskipun keterbatasan ekonomi tidak membuat Eli hilang semangat untuk menempuh pendidikan.
Menurutnya, Eli merupakan anak yang rajin dari pendidikan akademik maupun pendidikan keagamaan dan selalu aktif mengikuti kegiatan di sekolah.
“Anak itu memang saya ada perhatian lebih, karena dia (Eli) tidak memiliki ayah dan ibu,” ujar Fatimah.
Bahkan suatu saat, Fatimah sempat mengajak Eli untuk tinggal bersamanya, semua biaya pendidikan akan ditanggung sampai jenjang berikutnya, dan bisa bertanggungjawab pada diri sendiri sehingga nantinya dapat bertanggungjawab kepada keluarga kelak ketika dewasa.
“Tapi anaknya tidak mau, dia tetap bersikeras tinggal sama neneknya. Karena dia sangat sayang sama neneknya,” ungkapnya.
Di sekolah, lanjutnya lagi, Eli dibebaskan dari segala pembiayaan karena mendapatkan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP).
Sementara itu, Kepala Desa Panaguan yang diwakili Kepala Dusun Abdurrahman menyampaikan, jika Eli dan neneknya sudah mendapatkan bantuan BPNT, sedangkan untuk rumahnya dari pihak desa sudah mengupayakan kepada dinas terkait agar segera dilakukan pembenahan.
“Namun, sampai sekarang masih belum ada info,” terangnya. (Rofiuddin).