Religi

5 Tips Supaya Hati Tetap Sehat

×

5 Tips Supaya Hati Tetap Sehat

Sebarkan artikel ini
Hati Tetap Sehat
Kyai Moch. Ubaidillah Mujib sedang mengisi kajian rutin bulanan Kitab Nasaihul Ibad, Sabtu, 13/01/2024. (Foto : Mohammad Ikhwanudin/ Lensa Nusantara).

Sidoarjo, LENSANUSANTARA.CO.ID – Dalam perjalanan kehidupan, hati yang “murup” dan “sehat” sangat diperlukan oleh seorang muslim. Hati yang hidup dan sehat akan mudah untuk mengingat Allah, mudah menerima ilmu dan “pitutur”, serta penuh ketertundukan pada Allah. Jika hati tidak sehat dan spritualitas terganggu, ada 5 obat untuk menyembuhkannya.

Itulah salah satu isi kajian rutin bulanan oleh Is-Aluny (Ikatan Santri-Alumni) al-Khoziny, Buduran, di kompleks Perumahan Pondok Mutiara Blok BX-16 RT. 27 RW.12 Banjarbendo, Sidoarjo, Sabtu, 13 Januari 2024.

Example 300x600

Dalam kajian rutin tersebut, Kyai Moch. Ubaidillah Mujib membacakan kitab Nasaihul Ibad karya Imam al-Nawawi. Kitab ini merupakan kitab syarah dari kitab al-Munabbihat ala al-Isti’dad li Yaum al-Ma’ad karya Ibn Hajar al-Asqalani. Pada bagian Maqalah ke-14 dalam kitab tersebut, terdapat ungkapan dari Abdullah al-Antaky (salah seorang sufi dari Kufah, Irak, dan bermukim di Antakiya, Turki).

“Ada 5 hal yang bisa menjadi obatnya hati (dawa’ al-qalb) saat hati menjadi keras,” kata Abdullah al-Antaky.

Sebenarnya, menurut Imam al-Nawawi dalam al-Tibyan, perkataan tersebut sebenarnya bersumber dari ulama bernama al-Sayyid al-Jalil Ibrahim al-Khawwas.

Kelima obat tersebut adalah:

  1. Berkumpul dengan orang shalih (Mujalasah al-Salihin).
    Imam al-Nawawi menjelaskan maksud dari berkumpul dengan orang shalih atau orang baik (ahl khair) adalah menghadiri pertemuan yang di dalamnya mengandung pesan-pesan agama/ atau mauidzoh (Majalis al-Wa’z), serta pertemuan yang mengisahkan tentang orang-orang shalih.
  2. Membaca al-Quran (Qiroat al-Quran).
    Maksud dari membaca al-Quran di sini, menurut komentar al-Nawawi, adalah sebuah pembacaan al-Quran yang dilaksanakan dengan merefleksikan isi kandungannya dan “angen-angen” maknanya (al-tadabbur fi al-ma’na).
  3. Menahan lapar, atau mengosongkan perut (Ikhla’ al-Butn).
    Mengosongkan perut di sini mempunyai arti memakan makanan halal yang sedikit (ta’ati al-qalil min al-halal). Memakan yang halal, kata al-Nawawi, merupakan pokok dari segala sesuatu (ra’s ala al-kull). Karena dengan memakan yang halal, dan dengan batasan yang tidak terlalu mengenyangkan, itu bisa menyinari hati (yunawwir al-qalb), sehingga mata hati (al-bashirah) menjadi jernih dan bening.
  4. Sholat Malam.
    Shalat malam merupakan shalat sunnah (al-nafilah) yang dikerjakan setelah bangun dari tidur.
  5. Bermunajat di akhir malam atau menjelang pagi (al-tadarru’ inda qurb al-sabah).
    Maksud dari “Bermunajat” ini adalah kerendahan hati seseorang yang menangis (tadarru’ al-baki) di akhir malam. Bagi Imam al-Nawawi, waktu akhir malam merupakan waktu di mana Allah “menampakkan kehadirannya” (al-tajalliyat) dan rahmat Allah turun (nuzul al-rahamat).

Kelima obat hati tersebut, dengan tata urut susunan yang berbeda, menjadi salah satu lagu tradisional yang berjudul “Tombo Ati” (Obat Hati). Dalam beberapa rujukan, lagu yang konon digubah oleh Sunan Bonang tersebut, menjadi lagu yang sangat familiar di masyarakat Indonesia, terlebih dilantunkan dengan bahasa Jawa dan Indonesia oleh Opick.

Semoga semua dapat menjalani kehidupan ini dengan hati yang “sehat”. Sehat secara spritual.

Oleh : Mohammad Ikhwanuddin, Is-Aluny Sidoarjo, Pendidik di UMSurabaya.

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.