Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Banyak cara dapat digunakan untuk menyuarakan ide, gagasan, perasaan, pikiran, dan dukungan kita bagi warga Palestina. Salah satunya dapat berupa bait-bait puisi sebagai salah satu bentuk karya seni sastra.
Sabtu (3/2/2024) menjadi hari yang menggembirakan bagi Dwi Angga Septianingrum, penulis dan pegiat puisi dari Bondowoso, Jawa Timur. Dua karya puisinya yang lolos kurasi event skala nasional baru saja ia terima dalam bentuk buku berjudul Puisi untuk Palestina #5.
Mohammad Hairul selaku Instruktur Nasional Literasi, dan Pegiat Forum Sastra Timur Jawa mengapresiasi pencapaian Dwi Angga Septianingrum. Menurut Hairul, puisi memang bisa menjadi sarana ekspresi dan representasi atas peristiwa tragedi kemanusiaan yang terjadi di Gaza.
Berikut kutipan dua puisi karya Dwi Angga Septianingrum berjudul Hymne Kemanusiaan dan Oktober di Tanah Gaza. Kedua puisi tersebut dimuat dalam buku berjudul Puisi untuk Palestina #5, terbitan Januari 2024 oleh SIP Publishing, Banyumas, Jawa Tengah.
Puisi 1:
HYMNE KEMANUSIAAN
Di sudut jalanan Gaza, seorang gadis mungil terbujur kaku
Berpakaian debu berselimut puing-puing batu
Menggegam erat secuil kue bolu
Hari itu, di usia belum genap satu, raganya tertembus puing rudal zionis tepat di ulu
Syuhada mungil sepertinya tidak hanya satu, tapi beratus bahkan beribu
Masihkah kalian berpura-pura tuna rungu?
Masihkah kalian memilih teguh membisu?
Meski kecil nan lirih layaknya setetes air yang dibawakan seekor semut untuk menghalau kobaran api Ibrahim, bersuaralah wahai kawanku!
Menyalaklah nan bernas di tengah keadilan HAM yang sedang mati kutu
Dendangkanlah dengan keras lirik-lirik kebiadaban zionis itu
Setidaknya itu tanda bahwa hatimu masih layak disebut sebagai “Qolbu”
(Bondowoso, November 2023. Untuk pada bidadari kecil yang tengah disambut riang oleh Ibrahim)
Puisi 2:
OKTOBER DI TANAH GAZA
Genap tiga puluh enam hari tanah Gaza dinyatakan basah
Oleh ribuan darah syuhada hingga berbongkah “fetus” tak bersalah
Ini bukan tentang alam yang sedang marah, tapi tentang hujaman rudal penjajah
Merajah setiap jengkal Gaza tanpa celah, menguar aroma kasturi membuncah
Lantas, apakah deretan insan Gaza gentar?
Tidak!
Sungguh tidak!
Pilar iman mereka bahkan semakin mengakar
Meski raga menggelepar, tertampar ledak-ledak bom menggelegar
Sungguh, aku iri melihat pintu-pintu Firdaus yang menyambut kedatangan mereka
Beriring berpuluh malaikat berhias senyuman merona
Padahal, kita di sini masih disibukkan validasi dunia fana, yang tiada habisnya!
(Bondowoso, November 2023).