Pendidikan

Sejak Tahun 2022, SMA Wailangira di Sumba Barat Daya Laksanakan Ujian Akhir Sekolah Berbasis Android untuk Kelas XII

×

Sejak Tahun 2022, SMA Wailangira di Sumba Barat Daya Laksanakan Ujian Akhir Sekolah Berbasis Android untuk Kelas XII

Sebarkan artikel ini
Kepala Sekolah Wailangira
Siswa kelas XII SMA Wailangira sedang melaksanakan Ujian Akhir Sekolah menggunakan android.

SBD, LENSANUSANTARA.CO.ID – Sekolah Menengah Atas (SMA) Wailangira di Sumba Barat Daya (SBD) yang berada di perbatasan Kecamatan Kodi Bangedo dan Kodi Balaghar dibatasi oleh sungai Waiha tembus ke Muara Rate Ngaroh ini sejak tahun 2022 sampai 2024 melaksanakan ujian akhir sekolah berbasis android untuk kelas XII.

Menurut Kepala SMA Wailangira Petrus Wungo menyampaikan, bahwa pelaksanaan ujian akhir sekolah berbasis android untuk kelas XII sudah sejak dari tahun 2022 sampai sekarang 2024.

Example 300x600

Meskipun ujian berbasis android, kata Petrus hal tersebut tidak memiliki kendala apapun. “Kecuali kalau listrik mati, maka otomatis jaringan pun akan lemah,” tutur Petrus Wungo, Selasa (23/4/2024).

Lanjutnya, bahkan bukan hanya kelas XII saja yang melaksanakan ujian berbasis android tersebut.

“Ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS) kelas X dan XI sudah kita laksanakan sejak siswa kelas X sampai mereka kelas XII sekarang,” kata Kepsek.

Hasil wawancara media dengan beberapa siswa kelas XII, seperti siswa Novria Dendo Ngara putri Kades Wallandimu dan Kamil salah satu siswa dari Pulau Flores mereka merasa senang dan bahagia datang sekolah di SMA Wailangira ini.

“Bukan kali ini saja kami menggunakan media online, melainkan ujian semester berbasis android dengan bentuk Google Format sudah sejak dari kelas Kelas X,” jelas Kamil.

“Kami sebenarnya merasa berpengalaman ketika kami mulai sekolah dari kelas X sampai kelas XII, bisa menikmati yang namanya dunia maya yakni berbasis teknologi tersebut, dan ketika kami kuliah kami pun tidak heran ketika mengijak kaki ke bangku kuliah,” ucap siswa SMA Wailangira.

Media ini juga mewancarai beberapa Guru diantaranya ketua panitia ujian akhri sekolah seperti Marthen Jaka Mere dan Rambu Royana Ngongo, Dominggus Mone, Yakup Pandi, Bernardus Bengedo Ole, Paulus Ndara Palla, Wali, mereka saling bahu membahu demi kemajuan sekolah.

“Sebagai pendidik harus berjiwa semangat dalam mengembangkan sistem kurikulum, dan menjawab kurikulum yang berbasis teknologi,” papar salah satu guru.

“Walaupun kami sekolah di udik tapi kami tidak beneran udik, tetap tidak kalah bersaing dengan sekolah-sekolah favorit di kota-kota besar. Itulah mimpi kami jadi kenyataan sehingga mampu mengapai program kurikulum modern, kami siap berkompotensi di berbagai inovasi kependidikan sehingga sekolah, kami bisa mencetak generasi muda dan anak bangsa yang mampu menghadapi tantangan global yang semakin maju terus tanpa putus asa dalam mengabdikan ilmu kami di SMA Wailangira,” imbuh salah seorang guru.

Kepala Sekolah SMA Wailangira Petrus Wungo menambahkan, jika masyarakat di sekitar Sumba Barat Daya maupun luar daerah, jangan ragu untuk menimba ilmu di sekolah SMA Wailangira.

“Karena sekolah kami adalah sekolah yang nasionalis, toleransi yang tinggi serta saling bahu membahu satu sama lain, dan saling menasehati antara satu sama lain, diantara staf pengajar karena kualitas pendidikan yang kami utamakan di SMA kami,” tambah Kepsek SMA Wailangira

Mengingat wajah kependidikan di indonesia selalu berubah seperti masa kini Permendikbudristek tersebut berlaku sejak 28 April 2022, Penghapusan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) pada Kurikulum Merdeka masih menjadi topik hangat dalam dunia pendidikan.

Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk membangun pendidikan yang lebih menyenangkan dan berbasis kompetensi serta karakter. Kurikulum Merdeka menjadi terobosan baru dalam dunia pendidikan Indonesia, dengan mengubah sistem penilaian yang biasanya berorientasi pada pencapaian nilai tinggi, menjadi penilaian berbasis kompetensi dan pengembangan karakter.

Perubahan ini direspon positif oleh banyak kalangan. Menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, penghapusan USBN di Kurikulum Merdeka bertujuan agar anak-anak lebih fokus pada proses belajar dan pengembangan diri, bukan hanya sekadar mendapatkan nilai tinggi. Selain itu, dengan tidak adanya USBN, para pendidik dan siswa dapat lebih leluasa dalam melakukan pembelajaran yang lebih bervariasi dan kreatif.

Dalam Permendikbudristek No. 21 Tahun 2022, disebutkan bahwa penilaian pada pendidikan dasar dan menengah harus berbasis kompetensi dan pengembangan karakter. Artinya, penilaian tidak hanya berfokus pada aspek akademik semata, namun juga memperhatikan aspek non-akademik seperti kemampuan beradaptasi dan kemampuan interpersonal. Dalam hal ini, USBN dianggap tidak relevan dengan pendekatan penilaian berbasis kompetensi dan karakter yang diusung oleh Kurikulum Merdeka,dari presfektip inilah SMA Wailangira menjadikan topik terpesona dengan perkembangan pendidikkan sesuai dengan kebutuhan masa kini. (Gus Mone AL Mughni)

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.