Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Jelang dimulai tahun pelajaran baru 2024/2025, semua sekolah dengan bersiap untuk meningkatkan layanan pembelajaran. Salah satunya melalui berbagai diklat pengembangan kompetensi guru dan penyusunan perangkat pembelajaran.
Termasuk yang dilakukan SMPN 1 Prajekan Bondowoso yang menggelar Workshop Penyusunan Modul Ajar dan Asesmen Berdiferensiasi dan Berbasis Literasi-Numerasi. Acara digelar di Meeting Room SMPN 1 Prajekan pada Rabu (10/6/2024).
Acara dibuka langsung oleh Kepala SMPN 1 Prajekan, yaitu Suradi Darto Winoto, S.Pd. Dalam sambutannya Suradi menyampaikan bahwa melalui workshop ini akan dihasilkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan guru saat memulai layanan pembelajaran di tahun pelajaran baru.
“Melalui perencanaan pembelajaran yang baik, lalu dilaksanakan melalui proses pembelajaran yang baik, maka insya Allah evaluasi belajar siswa juga akan mendapatkan hasil yang baik. Hari ini kita mulai dengan tahapan menyelesaikan perangkat pembelajarannya”, ungkap Suradi.
Hadir sebagai narasumber adalah Mohammad Hairul, M.Pd selaku Kepala SMPN 1 Curahdami sekaligus Fasilitator Nasional Pembelajaran Terintegrasi Literasi-Numerasi. Adapun narasumber kedua adalah Siti Rokhani, S.Si selaku Guru SMPN 1 Prajekan sekaligus Guru Penggerak Kabupaten Bondowoso.
Pemateri pertama, Hairul menyajikan materi penyusunan modul ajar dan asesmen berdiferensiasi berbasis literasi-numerasi. Sedangkan pemateri kedua, Rokhani menyajikan pemanfaatan Quizizz dan AI dalam pembelajaran diferensisasi berbasis literasi-numerasi.
Menurut Hairul tipologi guru yang sesuai dengan konsep merdeka mengajar dalam kurikulum merdeka adalah guru yang memahami karakteristik peserta didik yang beragam. Serta mampu memberikan layanan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik.
“Ada potensi bawaan yang sudah Tuhan anugerahkan pada setiap individu peserta didik kita. Tugas guru adalah memberikan pendampingan belajar dan membantu mengoptimalkan potensi setiap peserta didik tersebut. Konsep demikianlah yang dikenal dengan istilah kodrat alam dan pembelajaran berdiferensiasi”, papar Hairul.
Lebih lanjut Hairul menjelaskan bahwa saat ini Asesmen Nasional (AN) menggunakan soal hanya dengan kategori literasi dan numerasi. Dengan demikian maka pembelajaran dan asesmen yang dirancang guru sudah harus mengintegrasikan literasi-numerasi itu dalam modul ajar yang disusun.