LENSANUSANTARA.CO.ID – Buku setebal 94 halaman, berjudul “Dipersatukan Karena Cinta” baru saja dituntaskan baca untuk keperluan apresiasi sastra. Buku karya 21 penulis tersebut diterbitkan oleh CV Dukref Production.
Buku kumpulan puisi ini berfokus pada makna cinta secara universal. Baik cinta kepada Tuhan, kepada diri sendiri, kepada orang tua, kepada kekasih, dan kepala alam sekitar. Berikut hasil diskusi tim redaksi bersama Mohammad Hairul, Instruktur Nasional literasi baca-tulis (11/8/2024)
“Membaca buku ini, saya serasa sedang diajak masuk ke sebuah taman. Di mana bunga-bunganya sedang bermekaran warna-warni dan menebarkan wangi semerbak. Perpaduan antara kemegahan rasa yang diungkap, ketepatan diksi yang dipilih, dan alunan rima yang sangat terjaga”, ungkap Mohammad Hairul.
Hairul mencontohkan, dalam puisi berjudul “Semangkok Sayur Asem” kita akan dapati racikan bumbu istimewa bernama cinta yang disajikan oleh sosok mama, dan sedang mendapatkan endorse sastrawi dari gadis kecilnya yang beranjak dewasa.
Pada puisi berjudul “Aku, Kamu, dan Meja Nomor Dua Puluh Dua” akan didapati sajian tentang dua sosok yang cukup kontras. Yang isi kepalanya tak senada, lidahnya beda rasa, warna kesukaan tak sama. Namun bisa terikrar panjatan doa yang sama, tetap sejiwa sampai renta menggerus usia.
Rasa kasmaran akan sangat nampak pada puisi berjudul “C.I.N.T.A” karya Dwi Angga Septianingrum. Pengungkapan yang sungguh indah dan mendalam tentang kesejatian diri dan kerinduan kepada sang pencipta.
Berikut adalah kutipan larik-lariknya:
C-i-n-t-a//
Cukup sederhana untuk dieja: itu sabda-Mu//
Intim menghangat, kadang beku, bahkan sempat jemu// Nyatanya aku belum pernah sempurna mengeja rindu//
Pun merapal huruf-huruf Asmaul Husma-Mu// Tengadah di sepertiga malam pun kadang ku masih wangu//
Allah, aku malu// Malu akan sakralnya cinta-Mu//
Yang tak Alpa membelai sudut kalbuku//.
“Pada larik-larik dalam antologi puisi ini, sastra sebagai seni pengungkapan rasa telah menemukan bentuknya. Pihak-pihak yang menginspirasi penulis dalam karyanya, pasti akan menoleh pada karya ini. Bahwa ia yang mampu mengungkap rasa lewat sastra, ia layak mendapatkan kemegahan rasa”.