Malang, LENSANUSANTARA.CO.ID – Dalam upaya meningkatkan kesadaran akan bahaya gempa bumi dan tsunami, Pondok Modern Al Rifai di Gondanglegi, Malang, menggelar sosialisasi bersama Stasiun Geofisika Malang.
Acara ini bertujuan untuk mengedukasi para santri dan pengurus pondok pesantren mengenai potensi bencana alam, terutama gempa Megathrust, yang belakangan ini ramai diperbincangkan.
Sosialisasi dilangsungkan selama dua hari, dimulai dari Pondok Modern Al Rifai 1 Putri dan dilanjutkan ke Pondok Modern Al Rifai 3 Putra, melibatkan total 645 santri, santriwati, serta ustadz dan ustadzah. Kehadiran mereka menunjukkan betapa pentingnya acara ini, tidak hanya sebagai bentuk antisipasi, tetapi juga untuk memperkuat kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Pada sesi pertama di Pondok Putri, pemateri Anita Wulandari dan Riska memukau peserta dengan penjelasan mendetail tentang proses terjadinya gempa bumi, khususnya gempa Megathrust yang bisa menimbulkan tsunami. Tidak hanya sekadar teori, mereka juga membekali para peserta dengan langkah-langkah mitigasi dan simulasi evakuasi yang praktis.
Di sesi berikutnya di Pondok Putra, Rizza dan Zarkoni menyampaikan materi serupa, memancing antusiasme peserta yang bertanya aktif tentang apa yang harus dilakukan ketika bencana datang.
Untuk menjaga semangat peserta, Stasiun Geofisika Malang juga menyisipkan sesi kuis interaktif dengan hadiah menarik. Peserta yang berhasil menjawab pertanyaan dari pemateri mendapatkan hadiah, menambah keceriaan dan keaktifan selama acara berlangsung.
“Kegiatan ini berlangsung dengan sangat baik. Kami berharap ini bisa menjadi ilmu yang berguna dan meningkatkan kesiapsiagaan kita semua terhadap bencana,” kata Perwakilan Stasiun Geofisika Malang diakhir sesi, Minggu (1/8/2024).
Sementara itu, Hj. Elva Imama, Kepala Sekolah Pondok Modern Al Rifai, menyampaikan apresiasi yang mendalam atas terselenggaranya acara ini. Beliau berharap kegiatan serupa dapat diadakan secara rutin untuk mengedukasi para santri tentang pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.
“Dengan pemahaman dan pengetahuan yang memadai, kita bisa meminimalisir risiko dan dampak dari bencana alam. Semoga kegiatan ini menjadi langkah awal menuju masyarakat yang lebih waspada dan siap,” tutup Elva dengan penuh harap. (Ryo)