Pemerintahan

Potensi Kentang Kabupaten Malang, Sumber Pangan Strategis untuk Masa Depan

13
×

Potensi Kentang Kabupaten Malang, Sumber Pangan Strategis untuk Masa Depan

Sebarkan artikel ini

Kepanjen, LENSANUSANTARA.CO.ID – Kentang menjadi salah satu komoditas pangan strategis yang kini tengah mendapat perhatian khusus di Kabupaten Malang. Selain menjadi pilihan makanan internasional yang digemari di seluruh dunia, kentang juga menjadi salah satu solusi diversifikasi pangan di tengah menurunnya produksi beras.

Example 300x600

Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Malang, Ir. Avicenna M. Saniputra, M.T, M.H., potensi wilayah Kabupaten Malang sangat mendukung budidaya kentang dengan agro-klimat yang cocok di lereng pegunungan seperti Arjuna, Bromo, Semeru, dan Kawi.

Avicenna menyatakan bahwa upaya diversifikasi pangan harus dilakukan karena produksi beras yang terus menurun. “Kentang bisa menjadi pilihan makanan kekinian yang potensial menggantikan beras. Kami akan mendorong pengembangan budidaya kentang ini lebih serius ke depannya,” ujarnya.

Dengan ketinggian 500-1800 meter di atas permukaan laut (MDPL), wilayah ini memiliki kondisi ideal untuk produksi kentang berkualitas tinggi.

BACA JUGA :
Api Semangat Olahraga Nyala di Malang, Bupati Terima Obor Porprov IX Jatim 2025 di Lawang

Ekosistem Pertanian dari Hulu ke Hilir

Untuk memaksimalkan potensi ini, Avicenna menekankan pentingnya membangun ekosistem pertanian yang kuat dari hulu ke hilir. Ini mencakup penyediaan benih berkualitas, budidaya yang sesuai dengan SOP, serta pemasaran hasil yang terstruktur.

“Kita sudah melibatkan banyak pihak mulai dari penyedia benih, kelompok tani, hingga pengusaha dan pedagang. Ini adalah ekosistem yang harus kita jaga keseimbangannya,” tambahnya.

Panen Raya dan Kemitraan dengan Indofood

Baru-baru ini, Pemkab Malang telah melaksanakan panen raya kentang di Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, dengan dukungan dari perusahaan besar seperti Indofood. Tanaman kentang di lahan seluas 225 hektar dari total 350 hektar telah ditargetkan menghasilkan 3.200 ton kentang, dengan realisasi saat ini mencapai 2.550 ton. Kelompok tani yang terlibat, seperti Kelompok Tani Gemah Ripah II, telah menunjukkan kemajuan pesat dalam praktik budidaya.

BACA JUGA :
DPRD Kabupaten Malang Bahas Pencabutan Perda Adminduk, Ini Alasannya

“Kolaborasi ini melibatkan banyak pihak, mulai dari BRI untuk permodalan, hingga Pupuk Kaltim untuk sarana dan prasarana pupuk. Ini adalah contoh kemitraan yang kuat antara sektor pertanian dan industri,” ungkap Avicenna.

Namun, tantangan bagi petani tetap ada. Harga kontrak kentang dari Indofood sebesar Rp8.400 per kilogram, sementara harga pasar bisa mencapai Rp14.000 hingga Rp15.000 per kilogram. Bupati Malang telah menyarankan peningkatan harga kontrak agar petani dapat menikmati hasil yang lebih adil, dengan target harga minimal Rp10.000 per kilogram.

Rencana ke depan, Pemkab Malang akan memperluas pola kemitraan untuk mereplikasi tanaman kentang ini ke wilayah timur seperti Poncokusumo, dengan lahan potensial seluas 350 hektar.

BACA JUGA :
Bupati Malang Meresmikan Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Launching Universitas Kepanjen

“Di sana sudah ada petani milenial yang berhasil dengan program budidaya kentang, dan kami akan membangun kolaborasi untuk mengembangkan ekosistem pertanian berbasis unggulan,” tambahnya.

Dalam hal produktivitas, hasil panen kentang di Poncokusumo telah mencapai 32 ton per hektar, jauh di atas rata-rata benih lokal yang hanya mampu menghasilkan 8 ton per hektar. “Ini bukti bahwa intervensi dengan benih berkualitas tinggi bisa meningkatkan hasil panen secara signifikan,” jelas Avicenna.

Kabupaten Malang Menuju Ikon Pertanian Modern

Ke depan, Kabupaten Malang berambisi menjadi ikon pertanian modern dengan sistem kemitraan yang terstruktur, budidaya yang sesuai standar, dan pemasaran yang adil.

“Harapan kami, produksi kentang akan terus meningkat, harga stabil, adil bagi petani dan masyarakat. Ini akan mendukung visi besar Malang Makmur yang didukung penuh oleh sektor pertanian,” pungkasnya. (Ryo)