Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Penampilan apik dibawakan band rock legendaris Power Slaves yang beranggotakan Heydi Ibrahim (vokal), Anwar Fatahillah (bass), Wiwiex Soedarno (kibor), Agung Yudha (drum), Adien KS (gitar), di Stadion Purwamenggala, Kabupaten Banjarnegara mampu menghipnotis ribuan penonton yang sudah memenuhi lapangan sejak pukul 16.00 WIB.
Pertunjukan salah satu musik genre tersebut adalah sebagai puncak rentetan acara dalam Peringatan Kemerdekaan RI ke-79 yang dimulai sejak bulan Agustus lalu.
Dalam wawancara khusus, kepada lensanusantara.co.id, Kepala Desa Purwonegoro Renda Sabita Noris mengungkapkan, acara tersebut mengambil tema Purwonegoro Emas, pagelaran musik rock adalah salah satu rentetan dari semua acara yang sudah dilaksanakan.
“Purwonegoro Rock 2024 ini, adalah acara puncak dari semua acara yang sudah kita laksanakan sejak bulan Agustus lalu dalam peringatan HUT RI ke 79. Kemarin juga kita sudah mengadakan kegiatan-kegiatan untuk masyarakat seperti lomba sepak bola wanita, turnamen sepak bola U-18, volly, karnaval horor, ada pagelaran wayang kulit semalam suntuk, dan malam inilah puncaknya,” ungkap Renda saat ditemui di lokasi, Minggu, (22/9/2024).
Renda juga menjelaskan, dipilihnya musik rock dengan mendatangkan musisi terkenal era 90-an seperti Power Slaves di acara puncak Purwonegoro Emas itu, adalah sebagai salah satu obat rindu bagi masyarakat yang mencintai sebuah musikal yang selama ini dikenal juga bagus untuk kesehatan tersebut.
“Selama ini musik rock kan seolah sirna, maka dari itu kami dari Pemerintah Desa Purwonegoro, ingin memfasilitasi para musisi-musisi musik rock di Banjarnegara, Purbalingga, Wonosobo dan sekitarnya, dan ini juga sebagai obat rindu bagi pecinta group band Power Slaves meskipun anggotanya sudah banyak yang berumur, namun penampilannya bisa kita lihat bersama masih sangat luar biasa, bisa menginspirasi anak-anak muda saat ini,” jelas Renda.
Tidak hanya Power Slaves, Purwonegoro Rock 2024 juga menampilkan beberapa musisi dari berbagai daerah, seperti Azalia (Biang Rock), Syndrom (BRC), Voltus (WRC) dan Botuna (Biang Krock), membuat sekitar 2.000 penonton menikmatinya dengan joget khas jingkraknya.
“Kita hanya mencetak 2.000 tiket saja, biasa dan VIP, dan Alhamdulillah habis terjual, dan saya juga ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu, seperti Polri, TNI, tim Guard, Linmas, serta para panitia lainnya, bisa dilihat tadi penonton masuk semua diperiksa, kalau ada yang membawa miras atau apa langsung disita oleh tim keamanan. Karena kita ingin menyajikan tontonan nyaman, aman bagi masyarakat yang menonton langsung kesini,” tambah Renda.
Ditemui di acara, ditanya tentang rasa salah satu penonton bernama Febry yang datang bersama ke dua anaknya serta temannya menuturkan, sangat menikmati lagu-lagu yang dibawakan band rock Power Slaves, terutama pembawaan sang vokalis yang sejak dulu hingga sekarang suaranya masih bagus.
“Ini saya datang sama anak dan rekan-rekan, sejak dulu memang suka band jenis rock, terutama Power Slaves ini, lagu-lagu yang dibawakan mengobati rasa rindu seolah kembali ke tahun 90 an, gaya penampilan tidak mau kalah sama dengan yang muda, padahal personil sudah tua semua, apalagi suara vokalisnya sangat luar biasa, pokoknya keren dan mantap, cocok kalau dinamakan band legendaris di Indonesia ini,” ungkap Febry.
Penonton lainnya Jono berpesan agar para musisi rock bisa selalu eksis di tanah air.
“Sebagai pecinta rock di tanah air, Power Slaves bisa selalu eksis, agar bisa menikmati lagu-lagu lawas dengan versi barunya, dan saya salut sama Kades Purwonegoro yang memberikan panggung kepada para musisi rock,” pungkas Jono.
