Jember, LENSANUSANTARA.CO.ID – Ustad dan guru ngaji simpatisan Ach. Gufron Siradj yang akrab disapa Ra Gopong menggelar aksi di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jember mereka melantunkan doa, Dzikri dan Surat Yasin, Jumat sore (27/9/2024).
Aksi ini merupakan dukungan yang disampaikan secara terbuka untuk kedua kalinya ke KPU Jember. Hal ini sebagai respon bahwa Ra Gopong diberhentikan sebagai anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sehingga membuatnya gagal dilantik.
Korlap Aksi Subaidi dalam orasinya menyampaikan, kedatangannya ke KPU meminta agar Ra Gopong Calon DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terpilih dalam Pemilihan Caleg (Pileg) di Pemilu 2024 supaya dilantik.
“Kami di sini menuntut keadilan, Ra Gopong harus dikukuhkan sebagai wakil rakyat yang sah. Surat keputusan KPU yang dikeluarkan harus dicabut hari ini juga,” Ungkap Subaidi.
Kata Subaidi, simpatisan ustad dan guru ngaji berbagai wilayah Se-Kabupaten Jember menginginkan KPU segera mengambil langkah konkrit dalam menyikapi aspirasi mereka dan juga mengancam, akan terus bergerak apabila keinginannya tidak segera dipenuhi.
“Jika tuntutan kami tidak dipenuhi, kami akan terus bergerak. Ini bukan soal pribadi, tapi soal keadilan bagi rakyat,” tegasnya.
Tak hanya itu, massa juga membawa simbol kematian berupa keranda mayat dengan kain berwarna hitam yang dililitkan, sebagai bentuk protes terhadap proses demokrasi yang mereka nilai telah “mati”.
“Keranda mayat ini mencerminkan matinya demokrasi di Indonesia. Kami kecewa terhadap demokrasi. Oleh karena itu, kami hadir dengan doa dan tahlil, memohon agar bangsa ini diselamatkan dari kematian demokrasi,” terang Subaidi.
Diketahui, aksi kali ini berbeda dengan aksi sebelumnya yang terjadi pada hari Rabu 25 kemaren. Kali ini, mereka menggelar istigasah dan tahlil di depan kantor KPU Jember sebagai simbol Kematian Demokrasi dan KPU di Indonesa.
Aksi yang melibatkan ritual keagamaan ini, menunjukkan betapa seriusnya massa dalam menyampaikan aspirasi mereka. Mereka berharap, dengan istigasah dan tahlil, situasi politik di Indonesia, khususnya di Jember, dapat kembali adil dan demokrasi bisa hidup kembali sesuai dengan prinsip-prinsip yang seharusnya dijunjung tinggi.
“Nampak, hingga pukul 17.00 WIB, aksi masih berlangsung massa yang terus melantunkan doa dan dzikir. Hingga berita ini di tayangkan puluhan massa masih berada di depan KPU Jember menunggu pengumuman resmi dari KPU. Dan juga belum memberikan tanggapan terkait penyampaian aspirasi,” Pungkasnya (Dri)