Daerah

Varietas I dan II, Icon Tembakau Bondowoso

×

Varietas I dan II, Icon Tembakau Bondowoso

Sebarkan artikel ini
Tembakau Bondowoso
Tembakau Bondowoso. (Dok. Jurnalis)

Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.IDKabupaten Bondowoso merupakan daerah penghasil Tembakau terbesar nomor 5 di Jawa Timur dengan total luas sebesar  1300 Hektar. Ada beberapa varietas unggulan yang dibudidayakan di Kabupaten Bondowoso dan mempunyai nilai jual tertinggi Namu yang cukup dinal dan ternama yakni varietas Maesan 1, Maesan 2.

Varietas tersebut dilepas oleh Kementerian Pertanian RI sejak tahun 2012 lalu. Artinya tak bisa daerah lain mngklaim tembakau ini dari daerah mereka. Karena itulah, tembakau ini menjadi icon tembakau kabupaten Bondowoso.

Example 300x600

Demikian diterangkan oleh Moh Yazid, Ketua DPC Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Bondowoso, Sebagaimana dikutip dari radarjember.jawapos.com.

Ia melanjutkan varietas ini sudah melewati berbagai tahapan. Di antaranya identifikasi, uji ketangguhan, bahkan uji kesesuaian dengan pabrikan dan lainnya. Kemudian, setelah dirasa cukup, akhirnya tembakau asli Bondowoso ini ditetapkan sebagai varietas unggul lokal. Tentunya setelah Pemerintah Kabupaten Bondowoso mengusulkan hal itu.

Hingga kini tembakau jenis ini memang banyak diminati oleh para petani. Apalagi dua jenis tembakau ini cocok untuk ditanam di Bondowoso.

Masing-masing varietas memiliki ciri khas tersendiri. Baik dari ketahanan tanamnya, aroma, warna, maupun tempat tanam dan lainnya. Karena itu, petani yang ingin menanam tembakau ini harus memahaminya terlebih dahulu. Agar tingkat produktivitasnya sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam kunjungan lapang yang dilakukan oleh Dinas Pertanian, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ngawi dalam sekira tahun 2022. Sebagaimana dikutip dalam website pertenian.ngawikab.go.id, diterangkan, di Kabupaten Bondowoso tembakau juga dimanfaatkan untuk diversifikasi produk yang dilakukan oleh UPTD Dinas Kesehatan bagian  Pengembangan Tanaman Obat dan Pelayanan Kesehatan Tradisional Kabupaten Bondowoso.

Bentuk hasil diversifikasi produk tembakau di beri nama Tobacco Divine Kretek, Tobasec, dan Incese Tobacco. Tidak hanya untuk mengendalikan serangga yang ramah lingkungan tetapi juga bisa digunakan untuk pengobatan penyakit manusia. 

Jika menengok sejarah tembalau di Bondowoso, maka tak heran jika wilayah Bumi Ki Ronggo ini kerap menjadi jujukan para pengusaha tembakau. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh tiga mahasiswa 3Program Studi (S1) Ilmu Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Jember.

Diteragkan  Kabupaten Bondowoso dikenal sebagai salah satu sentra tembakau di Indonesia. Menurut Tapaningsih (2016), Bondowoso merupakan salah satu wilayah basis produksi tembakau di Indonesia berdasarkan pendekatan analisis LQ (Location Quotient) dimana rerata produksi lebih besar dibandingkan dengan rerata konsumsi nya. Tembakau hampir bisa dipastikan merupakan tanaman yang berasal dari luar Indonesia, namun sudah ditanam sejak ratusan tahun yang lalu dan menjadi mata pencaharian masyarakat nusantara (Portal Informasi Indonesia, 2018).

Sejarah perkebunan tanaman tembakau sebagai sebuah industri sudah dimulai sejak VOC pada tahun 1856 mulai melakukan penanaman secara meluas di daerah Keresidenan Besuki, yang meliputi Kabupaten Bondowoso saat ini, melalui penanaman bibit-bibit tembakau yang sesuai dengan wilayah nusantara (PTPN X, 2015). Penanaman tembakau pada awalnya adalah inisiatif petani untuk dikonsumsi oleh masyarakat sendiri dan pada perkembangannya lalu meluas sehingga mucullah perusahaan perkebunan tembakau yang terkenal di area Jember dan Bondowoso pada sekitar taun.

1900-an. Usaha perkebunan tembakau terus berkembang di Karesidenan Besuki yang meliputi daerah Panarukan, Bondowoso, Jember, dan Banyuwangi sejak era tanam paksa (Winarni et al., 2021). Hingga saat ini usaha perkebunan tembakau masih terus berlanjut di Kabupaten Bondowoso yang diusahakan oleh masyarakat atau perusahaan.

Pada tahun 2021  target  realisasi  tanam  seluas  6.152  hektar  untuk perkebunan  tembakau  di  area Bondowoso (Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bondowoso, 2021). Pada tahun 2022 target areal penanamannya adalah sebesar 2.500 hektar (Shaf, 2022). Naik turunnya target realisasi itu sebagian besar dipengaruhi oleh permintaan dari gudang dan produsen rokok.

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.