Organisasi

Isu Krusial Mulai Beredar Jelang Pemilihan Ketua PGRI Cabang Kabupaten Banjarnegara

×

Isu Krusial Mulai Beredar Jelang Pemilihan Ketua PGRI Cabang Kabupaten Banjarnegara

Sebarkan artikel ini
Pemilihan Ketua PGRI Cabang Kabupaten Banjarnegara
Ilustrasi perpecahan dan saling rebut dalam organisasi PGRI Kabupaten Banjarnegara, Jumat, 6/12/2024. (Foto : Gunawan/Lensa Nusantara).

Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Persaingan politik, ternyata tidak hanya saat pesta demokrasi seperti Pilpres, Pileg maupun Pilkada saja. Didalam dunia pendidikan, tidak kalah serunya terkait Pemilihan Ketua Cabang Kepengurusan Persatuan Guru Indonesia (PGRI) di Banjarnegara. Meskipun hanya di lingkup para guru TK, SD, SMP dan SMA/SMK sebagai pemilihnya.

Pemilihan Kepengurusan baru PGRI Cabang Kabupaten Banjarnegara yang rencananya akan diadakan pada 24 Desember 2024 mendatangsaat ini mulai ramai diperbincangkan di kalangan para guru. Karena adanya dua kandidat yang saat ini memperebutkan posisi ketua, membuat adanya perpecahan di internal organisasi yang didirikan oleh dr Sulistyo tersebut.

Example 300x600

Munculnya dua nama calon yaitu Narto yang saat ini menjabat Kabid TK dan Heling Suhono berposisi Kabid SD yang sekaligus Wakil Ketua I PGRI Cabang Banjarnegara, membuat beberapa dugaan isu krusial mulai diluncurkan demi bisa mendapatkan posisi orang nomor satu.

“Memang mulai memanas dalam Pemilihan Ketua PGRI Banjarnegara tahun ini, banyak dugaan isu krusial yang sengaja dihembuskan untuk menjatuhkan salah satu calon,” jelas salah satu Kepala Sekolah berinisial D kepada lensanusantara.co.id. +Jumat, (6/12/2024).

Beberapa dugaan isu yang saat ini muncul, jika dibandingkan dengan Pilkada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati beberapa waktu lalu, menurut Kepsek (D) lebih panas dalam Pemilihan Ketua PGRI.

“Dugaan isu yang saat ini sedang ramai dibahas ya termasuk adanya kabar salah satu calon Ketua PGRI lebih ramai ini daripada Pilkada kemarin, contohnya muncul kabar salah satu calon setiap menyelesaikan hukum dengan membawa uang, pencalonan dibiayai dari rekanan, terus mengumpulkan tanda tangan ketua ranting, ada lagi yang terbaru salah satu calon tidak dapat dukungan dari Bupati terpilih. Padahal jika dilihat secara aturan Bupati itu netral, padahal PGRI itu independen siap bermitra dengan Pemerintah Daerah,” ungkap Kepsek D.

“Adanya beberapa pensiunan juga membuat suasana dalam Pemilihan Ketua PGRI Banjarnegara tambah memanas, memang kalau sesuai AD/ART yang mempunyai hak memilih itu anggota aktif yang masih dikenai iuran rutin, 5 suara pengurus cabang, satu suara ketua ranting, dan untuk suara ranting bisa ditambah satu, bila anggota rantingnya kelipatan 20 (1 suara) -40 (2 suara) -60 (3 suara). Dan yang terakhir yaitu karena SK organisasi kadang pensiun sebelum masa jabatan habis, masih bisa memilih asal masih menjabat itu ada dalam tatib, tapi saya ingin dalam pemilihan nantinya bisa aman, lancar, dan damai, semua sudah pintar kok menilai siapa yang layak menjadi Ketua PGRI Banjarnegara kedepan,” tambahnya.

Bersamaan dengan adanya hembusan kabar krusial tersebut, lensanusantara.co.id juga mendapatkan sebuah surat edaran, dimana beberapa perwakilan ranting SMK, SMA tanpa pemberitahuan Ketua Cabang PGRI Tingkat Kecamatan, diundang di rumah makan Sari Rahayu 4 oleh para pendukung salah satu calon dan dimana yang didalamnya ditandatangani pensiunan pengurus maupun guru, diduga untuk membahas tentang pencarian dukungan.

“Iya mas ada kumpulan ini di RM Sari Rahayu 4, tapi saya tidak datang, cuma saya tidak mau terlibat,” jawab salah satu perwakilan Ranting SMK yang tidak mau disebutkan namanya saat dihubungi lewat WhatsApp.

Pemilihan Ketua PGRI Kabupaten Banjarnegara yang kurang dari 18 hari tersebut, diprediksi bakal ramai, karena perpecahan di kubu organisasi itu sendiri diduga bukan lagi kabar burung.

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.