Jepara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Antrian panjang warga yang mengular untuk mendapatkan gas Elpiji 3 Kg telah menjadi pemandangan umum di Desa Bawu, Jepara.
Sejak aturan yang tidak jelas dikeluarkan oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, situasi ini telah menimbulkan kepanikan dan keresahan di kalangan masyarakat 14/02/2025.
Setiap Senin dan Jumat, warga berbondong-bondong mengantre sejak pukul 05.00 pagi untuk mendapatkan jatah gas Elpiji. Karjo, salah satu warga, mengungkapkan bahwa antrean ini terjadi di kali dalam seminggu.
“Kalau tidak antri, tidak akan kebagian. Kalau terlambat sedikit saja, pulang dengan tangan kosong,” keluhnya.
Selain antrean yang mengular, harga gas Elpiji juga menjadi momok bagi warga. Di beberapa toko, harga gas bisa mencapai Rp 30.000 hingga Rp 32.000, jauh lebih tinggi dari harga resmi pemerintah yang ditetapkan sebesar Rp 16.000.
Kondisi ini membuat warga bertanya-tanya tentang efektivitas aturan pemerintah. Aturan yang dibuat justru memperburuk situasi dan menimbulkan penderitaan bagi masyarakat. Keluhan warga semakin tak terbendung, menuntut solusi segera dari pihak berwenang.
Pemerintah perlu segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah ini. Regulasi yang jelas dan pengawasan yang ketat sangat dibutuhkan untuk memastikan ketersediaan dan harga gas Elpiji yang terjangkau.
Selain itu, distribusi perlu dioptimalkan agar tidak terjadi penumpukan di suatu wilayah.
Antrean mengular gas Elpiji 3 Kg telah menjadi masalah berkepanjangan yang merugikan warga Bawu Jepara. Pemerintah tidak boleh tinggal diam.
Masyarakat berhak mendapatkan akses gas Elpiji yang layak dan terjangkau. Sudah saatnya pemerintah bertindak dan mengakhiri antrean yang menyiksa ini.