Budaya

Juru Kunci Situs Makam Pr. Santiyoga dan Panembahan Ki Ageng Kiringan di Punjulharjo Rembang

50061
×

Juru Kunci Situs Makam Pr. Santiyoga dan Panembahan Ki Ageng Kiringan di Punjulharjo Rembang

Sebarkan artikel ini
Mbah Jambul, juru kunci situs makam Pr Santiyoga/ Ki Ageng Gada. ( Foto: Putra / Lensa Nusantara)

Rembang, LENSANUSANTARA.CO.ID – Untuk menjadi juru kunci Situs makam, Nurul Anwar yang lebih familiar dengan sebutan Mbah Jambul, warga Desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah itu didapuk sebagai juru kunci makam Pangeran Santiyoga/ Kyai Ageng Gada dan Ki Ageng Kiringan

Lelaki paruh baya berusia 59 tahun itu selalu berada di komplek situs makam yang berada di Dukuh Kiringan, Desa Punjulharjo, Rembang, saat ditemui wartawan Lensa Nusantara, Jumat (30/5/2025)

Example 300x600

Lingkungan sekitar lebih fasih menamakan makam dengan sebutan makam Pangeran Santiyoga atau Ki Ageng Gada. Keberadaan situs makam bahkan tidak identik dengan kesan seram. Jarak rumah-rumah penduduk berdekatan dengan makam. Ada rumah yang berbatas tembok saja dan dekat dengan jalan besar.

BACA JUGA :
Gegara Abrasi Pantai Caruban Rembang, Wisatawan Sepi, Omzet Pedagang Turun Drastis

Mbah Jambul sebagai pemegang kunci situs makam selalu siap, apabila ada tamu atau para musafir, pemerhati sejarah yang sewaktu-waktu datang ziarah.

Mereka memiliki keterikatan yang sangat tinggi dengan leluhurnya. Ketika sampai di makam bisa menghabiskan waktu relatif lama untuk berdo’a.

“Jadi juru kunci tanggung jawabnya besar. Merasa terbebani, tidak. Dikatakan ada kebanggaan, bisa juga karena telah dipercaya. Sehingga, harus semaksimal mungkin menjaga amanah Pangeran Santiyoga,” papar warga RT 01 RW 04 itu.

BACA JUGA :
Mengintip Peluang Bisnis dari Peternakan Bebek Petelur di Sidowayah Rembang

Namun demikian, Mbah Jambul menuturkan lebih nyaman disebut sebagai pengurus makam Pangeran Santiyoga dan Penambahan Ki Ageng Kiringan ketimbang juru kunci. Tapi, apapun namanya yang penting bertanggung jawab.

Selain sebagai pemegang kunci situs makam, Mbah Jambul bertanggung jawab merawat dengan membersihkan komplek makam. Misalnya menyapu, mengepel, membersihkan rumput dan lainnya.

Informasi yang diperoleh wartawan LensaNusantara bahwa Pangeran Santiyoga waktu itu dikenal sebagai seorang Dhang Puhawang (ahli pelayaran) kapal kapal di Lasem. serta menjadi tokoh yang mengepalai para jawara Pathol dari Gada hingga Sarang untuk menyeleksi menjadi taruna pasukan militer salah satunya melalui metode Gulat Pathol, siapa yang menang akan bisa masuk dinas kemiliteran di Lasem.

BACA JUGA :
Uniknya Sumur Legend Tak Pernah Kering, Berada di Pertigaan Jalan Gambiran Rembang

Pangeran Santiyoga lahir pada tahun 1462 Masehi, putra ke 7 dari 10 bersaudara, putra dari mPU Santi Badra atau Tumenggung Wilwatikta atau Adipati Tuban dan Dewi Sukati. Kemudian pangeran Santiyoga diperkirakan wafat pada tahun 1539Masehi dimakamkan di Dukuh Kiringan, Desa Punjulharjo, Rembang.