Rembang,LENSANUSANTARA.CO.ID – Seorang guru di Rembang mengadakan syukuran/Slamatan di makam karena tradisi yang dilakukan untuk mendoakan ahli kubur dan mengharapkan berkah, terutama jika makam tersebut adalah makam tokoh agama atau orang saleh. Ziarah kubur juga dilakukan untuk mengingat akhirat dan memperkuat keimanan.
Syukuran guru tersebut bertempat di makam Mpu Santiyoga atau Kiai Ageng Gada, yang berada di Dukuh Kiringan, Desa Punjulharjo, Kabupaten Rembang, Jumat siang (20/6/2025) dengan tujuan mendoakan ahli kubur.
Guru tersebut bernama Ahmad Ridwan warga Desa Leteh, Rembang. Dia mengatakan syukuran/Slamatan kerena hajatnya yang terkabul.
Juru kunci makam Mpu Santiyoga atau Kiai Ageng Gada Mbah Jambul memberikan wejangan dan memberikan doa kepada puluhan orang yang ikut hadir dalam syukuran/Slamatan tersebut.
Dari pantauan LensaNusantara di tengah makam Mpu Santiyoga disiapkan nasi gudangan (urap) dan ayam ingkung kemudian dibagikan dan dimakan bersama di makam Mpu Santiyoga.
Ridwan mengatakan syukuran di makam Mpu Santiyoga ini merupakan bagian dari tradisi yang telah lama dilakukan oleh masyarakat, termasuk guru, sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur atau tokoh.
“Kemarin, saya punya nadzar mas, Alhamdulillah terkabul, hari ini nadzar saya laksanakan,” ucapnya
Menurutnya ada beberapa orang juga melakukan ziarah kubur untuk memohon kemudahan dalam urusan duniawi, seperti kelulusan, kesuksesan dalam pekerjaan, atau hajat lainnya, dengan cara bertawassul melalui orang yang diziarahi.
Menurut juru kunci makam Mpu Santiyoga Mbah Jambul tradisi syukuran di makam ini memiliki berbagai tujuan, mulai dari mendoakan ahli kubur, mengingat akhirat, hingga memohon keberkahan dan kemudahan dalam hidup.
“Penting untuk diingat bahwa dalam melakukan tradisi ini, tetap harus berpegang pada ajaran agama dan tidak melakukan perbuatan yang syirik,” pungkasnya.