Religi

Ini Makna Ritual Sembahyang Rebutan di Klenteng HOK TIK BIO Rembang

131
×

Ini Makna Ritual Sembahyang Rebutan di Klenteng HOK TIK BIO Rembang

Sebarkan artikel ini
Klenteng HOK TIK BiO yang beralamatkan di Jalan KS Tubun 24 Desa Sumberjo Rembang. Senin (8/9/2025)

Rembang, LENSANUSANTARA.CO.ID – Rencananya Klenteng HOK TIK BiO yang beralamatkan di Jalan KS Tubun 24 Desa Sumberjo Rembang akan menggelar tradisi sembahyang rebutan di halaman klenteng, Kamis (11 September 2025) siang.

Example 300x600

Informasi yang diperoleh wartawan LensaNusantara, sejumlah jajanan yang berada di atas altar harus ludes/ habis. Jajanan itu berupa buah, kue, dan lain sebagainya.

BACA JUGA :
Enggan Dimakan Zaman, Pemuda Rembang Lestarikan Pembuatan Jaring Ikan Tradisional

Itulah gambaran singkat tentang tradisi sembayang rebutan alias cit gwee.

Tradisi tersebut umumnya digelar pada tanggal 15 bulan ke tujuh kalender Imlek (menurut penanggalan atau bulan masyarakat Tionghoa). Sementara di tahun 2025 ini jatuh pada 11 September.

Pengurus Klenteng HOK TIK BIO Rembang, Tik Hwie menuturkan masyarakat Tionghoa percaya, saat inilah pintu akhirat terbuka.

Saat di mana para arwah leluhur atau arwah umum masyarakat Tionghoa menanti doa-doa serta seserahan yang dihaturkan para generasi yang ditinggalkan.

BACA JUGA :
Meriah..! Karnaval TK di Rembang, Semarak HUT Kemerdekaan RI Ke-80

“Prosesi rebutan tadi, setidaknya menjadi gambaran bagaimana para arwah leluhur atau arwah umum ketika didoakan. Mereka bahagia,” ucap Tik Hwei, Senin (8/9/2025).

TIk Hwei mengatakan sebelum prosesi rebutan dimulai, terlebih dahulu sejumlah jajanan itu didoakan dan disembahyangkan.

BACA JUGA :
Jelang Idul Adha, Harga Bawang Merah di Rembang Melambung

Seusai prosesi rebutan, acara dilanjutkan dengan membakar puluhan kardus berisi sejumlah benda, serta gunungan yang ditempeli uang-uangan emas dan perak.

“Kardus-kardus itu berisi pakaian, sepatu, dan lain sebagainya. Yang dirasa sebagai bahan yang diperlukan para arwah,” ungkap Tik Hwei

“Termasuk gunungan yang dihiasi uang-uangan yang dibakar, itu dipercaya digunakan mereka di sana (akhirat) untuk jual beli,” tambahnya.