Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Dalam upaya membangun kesadaran remaja, SMPN I Satu Atap Botolinggo mengadakan program edukasi yang berkolaborasi dengan PLKB (Penyuluh Keluarga Berencana), KUA (Kantor Urusan Agama), dan Puskesmas setempat, Senin (22/9/2025).
Program ini membahas tiga isu penting: usia ideal menikah, pencegahan pernikahan dini, dan pertolongan pertama pada luka psikis. Kegiatan edukasi semacam ini sangat krusial di tengah pesatnya perubahan sosial.
Dalam sesi yang dibawakan oleh Daru Edy Prasetio dari PLKB Kec. Botolinggo, para siswa diberikan pemahaman tentang pentingnya mengetahui usia ideal menikah. Menurutnya, kesiapan untuk menikah tidak hanya melibatkan fisik, tetapi juga mental dan emosional.
Daru menjelaskan bahwa menikah terlalu muda dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti terputusnya pendidikan dan isu kesehatan reproduksi. Oleh karena itu, edukasi ini diharapkan dapat membantu para remaja membuat pilihan yang lebih bijak di masa depan.
Pak Aminilluh dari KUA Botolinggo memberikan penjelasan mendalam tentang dampak negatif dari pernikahan dini. Pernikahan dini sering kali menyebabkan siswa putus sekolah, terjebak dalam kemiskinan, dan rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga. Dengan adanya pemaparan risiko ini, diharapkan para pelajar menyadari pentingnya menunda pernikahan hingga mereka benar-benar siap secara mental dan finansial.
Selain isu pernikahan, program ini juga menyoroti pentingnya kesehatan mental. Dalam sesi yang dipimpin oleh Pak Agung Aryadi dari Puskesmas, siswa diajarkan tentang pertolongan pertama pada luka psikis.
Agung menjelaskan bagaimana trauma dan tekanan mental dapat memengaruhi perkembangan remaja. Ia juga menekankan perlunya dukungan sosial dan strategi untuk mengatasi stres. Edukasi ini bertujuan untuk membekali siswa dengan kemampuan mengidentifikasi masalah kesehatan mental dan mencari bantuan saat dibutuhkan.
Kolaborasi antara PLKB, KUA, dan Puskesmas ini merupakan langkah positif dalam membangun kesadaran para siswa SMPN I Satu Atap Botolinggo mengenai isu-isu penting yang akan mereka hadapi. Dengan sinergi antar berbagai instansi, diharapkan para siswa memperoleh pengetahuan yang memadai untuk menghadapi masa depan dengan lebih baik.
Program ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga membentuk karakter yang siap menghadapi tantangan hidup. Kegiatan ini menanamkan harapan dan membangun generasi yang lebih sehat dan berdaya saing.