Berita

Polwan Sidoarjo, Dampingi Keluarga Korban Musibah Ponpes Al Khoziny

2495
×

Polwan Sidoarjo, Dampingi Keluarga Korban Musibah Ponpes Al Khoziny

Sebarkan artikel ini
Foto: Suasana trauma healing yang dilakukan Polwan bersama, Orang tua anak-anak santri Ponpes Al Khoziny.

Sidoarjo, LENSANUSANTARA.CO.ID – Sejumlah Polisi Wanita (Polwan) Polresta Sidoarjo menunjukkan kepedulian mendalam terhadap keluarga korban musibah runtuhnya bangunan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Aksi kemanusiaan ini dilakukan dengan menggelar trauma healing sekaligus menyalurkan bantuan makanan bagi keluarga dan santri yang terdampak.

Kehadiran Polwan di lokasi posko maupun kawasan pondok disambut hangat para keluarga korban. Dengan pendekatan humanis, mereka berusaha membantu meringankan beban duka yang masih dirasakan pasca peristiwa nahas pada akhir September 2025 tersebut.

Example 300x600

Iptu Murjiani dari Sat Samapta Polresta Sidoarjo mengatakan, musibah runtuhnya bangunan musala di Ponpes Al Khoziny telah menimbulkan duka mendalam. Tidak hanya keluarga korban yang merasakan kehilangan, tetapi juga masyarakat luas yang turut prihatin.

BACA JUGA :
PWI Sidoarjo 2025–2028 Resmi Dilantik, Tegaskan Sinergi Pers dan Pemerintah untuk Pembangunan Daerah

“Karenanya kami Polwan Polresta Sidoarjo turut hadir langsung di lokasi. Kami berikan pendampingan, dukungan, dan pelayanan kepada masyarakat terutama keluarga korban, agar tetap kuat menghadapi ujian ini,” ungkap Iptu Murjiani, Rabu (1/10/2025).

Ponpes Al Khoziny dikenal sebagai salah satu pesantren besar di Kabupaten Sidoarjo yang sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu. Pesantren ini menjadi pusat pendidikan agama, dengan ribuan santri dari berbagai daerah. Musibah runtuhnya musala bukan hanya menggores luka fisik pada bangunan, melainkan juga meninggalkan trauma psikologis pada santri serta keluarga besar pesantren.

BACA JUGA :
Revitalisasi Alun-alun Sidoarjo Digenjot, Wabup Mimik Idayana Sidak dan Ingatkan Progres Kerja

Peristiwa tersebut memantik empati berbagai kalangan, mulai dari pemerintah daerah, aparat kepolisian, TNI, hingga organisasi masyarakat. Kehadiran Polwan Polresta Sidoarjo menjadi bagian dari rangkaian aksi solidaritas, yang diharapkan mampu menguatkan kembali semangat keluarga korban.

Kegiatan trauma healing yang dilakukan Polwan meliputi konseling singkat, memberikan motivasi, hingga mengajak anak-anak santri untuk bermain dan beraktivitas ringan. Pendekatan ini bertujuan agar kondisi psikologis mereka berangsur pulih dan tidak terjebak dalam ketakutan pasca tragedi.

BACA JUGA :
Pemerintah Dukung Komda Lansia, Wujudkan Lansia Bahagia dan Mandiri di Sidoarjo

Selain itu, bantuan makanan dan kebutuhan dasar juga diberikan untuk memastikan keluarga korban tetap mendapatkan dukungan selama proses pemulihan berlangsung.

Polwan Polresta Sidoarjo berharap, kehadiran mereka di tengah masyarakat bukan hanya saat terjadi musibah, tetapi juga menjadi bagian dari ikatan sosial yang lebih erat. Kepedulian semacam ini menjadi bukti nyata bahwa aparat kepolisian hadir tidak hanya dalam konteks penegakan hukum, tetapi juga sisi kemanusiaan. (Ryo)