Surabaya, LENSANUSANTARA.CO.ID – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur kembali berhasil mengidentifikasi satu korban robohnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo.
Dengan tambahan tersebut, hingga Sabtu (11/10/2025) malam, total 51 jenazah dari 67 kantong yang diterima telah berhasil dikenali identitasnya.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast menjelaskan, proses identifikasi masih terus dilakukan secara intensif oleh tim gabungan di RS Bhayangkara Surabaya.
“Hari ini Tim DVI Polda Jatim berhasil mengenali satu jenazah santri Ponpes Al-Khoziny,” ujarnya dalam konferensi pers di Posko DVI.
Kombes Abast menuturkan, tim DVI bekerja tanpa henti selama 24 jam dengan melibatkan berbagai tenaga ahli dan instansi terkait. “Tim DVI ini dibentuk bersama-sama dengan instansi terkait, baik dari unsur kepolisian, kedokteran forensik, maupun pemerintah daerah,” terangnya.
Ia menegaskan, Polda Jatim berkomitmen agar seluruh jenazah korban dapat diidentifikasi secara tepat dan ilmiah sehingga keluarga memperoleh kepastian hukum dan kemanusiaan.
Sementara itu, Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Pol Dr. dr. Mohammad Khusnan Marzuki mengungkapkan bahwa satu jenazah yang baru diidentifikasi berasal dari kantong jenazah nomor Post Mortem RSB B-059.
“Jenazah tersebut cocok dengan data ante mortem nomor 056 atas nama Muhammad Ridwan Sahari, laki-laki, 14 tahun, warga Bendul Merisi, Wonocolo, Kota Surabaya,” jelas Kombes Khusnan.
Ia menambahkan, proses pencocokan dilakukan dengan tes DNA dan pemeriksaan medis gigi, dua metode ilmiah yang dinilai paling akurat untuk memastikan identitas korban.
Dari total 63 laporan kehilangan (ante mortem) yang diterima, hingga saat ini 51 korban telah berhasil diidentifikasi. Sementara itu, masih terdapat 12 korban yang belum dikenali dan 13 kantong jenazah yang masih dalam proses identifikasi.
“Seluruh pemeriksaan kami lakukan secara teliti dan hati-hati agar hasilnya tidak terbantahkan. Kami terus berkoordinasi dengan Pusdokkes Polri untuk menjaga ketepatan dan kecepatan proses,” tutur Khusnan.
Polda Jatim memastikan proses identifikasi akan terus dilakukan hingga seluruh korban diketahui identitasnya. Tim DVI juga meminta keluarga korban untuk bersabar menunggu hasil yang valid.
“Target kami adalah memastikan semua korban teridentifikasi secara ilmiah dan dapat diserahkan kepada keluarga dengan layak,” pungkas Kombes Khusnan.
Tim DVI Polda Jatim bekerja sama dengan Persatuan Dokter Forensik Indonesia (PDFI), Pusdokkes Polri, Rumah Sakit Bhayangkara se-Jawa Timur, dan unsur pemerintah daerah dalam pelaksanaan operasi kemanusiaan ini. (Ryo)