Natuna, LENSANUSANTARA.CO.ID — Laut Natuna kembali membawa berkah bagi para nelayan. Memasuki musim gurita, atau yang akrab disebut masyarakat setempat sebagai duyok, suasana di dermaga-dermaga pesisir tampak lebih hidup sejak pagi buta. Satu per satu pompong kayu nelayan berderu meninggalkan tepian, menuju lautan luas di utara Kepulauan Riau.
Hasil laut yang satu ini tengah menjadi primadona. Gurita Natuna kini diburu karena harganya yang stabil dan menjanjikan. Di pasaran, duyok ukuran A dibanderol hingga Rp85 ribu per kilogram, sementara ukuran B sekitar Rp75 ribu, ukuran C Rp65 ribu, dan ukuran D Rp55 ribu per kilogram. Nilai jual yang menggiurkan itu membuat banyak nelayan memilih fokus memburu gurita selama musim tangkapan berlangsung.
Di bawah terik matahari, aktivitas para nelayan tampak tak surut. Mereka membersihkan hasil tangkapan di tepi perahu, sementara aroma asin laut berpadu dengan bau segar gurita yang baru diangkat dari dasar laut.
“Alhamdulillah, musim duyok kali ini cukup bagus. Harganya tinggi, jadi bisa membantu kebutuhan sehari-hari,” ujar Joni (37), nelayan di Kepulauan Natuna, Kamis (30/10/2025) sore, kepada Lensanusantara.co.id sambil menata tangkapannya di dalam plastik besar.
Joni sudah lebih dari sepuluh tahun melaut di perairan Natuna. Ia menjelaskan, duyok biasanya ditangkap dengan cara menyelam ke dasar laut menggunakan alat sederhana seperti pancing khusus. Gurita-gurita ini kerap bersembunyi di celah terumbu karang, lubang, atau dasar berpasir. Saat arus laut tenang dan ombak bersahabat, para nelayan mulai turun sejak pagi hingga sore hari untuk mencari rezeki dari dasar samudra.
“Menangkap duyok itu butuh kesabaran. Kadang dapat banyak, sampai jutaan rupiah, kadang cuma sedikit. Tapi kalau musimnya bagus, hampir semua nelayan bisa membawa pulang hasil yang memuaskan,” tuturnya.
Hasil tangkapan para nelayan kemudian dikumpulkan oleh para pengepul di wilayah sekitar Natuna. Dari sana, duyok dikirim ke luar daerah—menjadi komoditas laut yang kini mulai dikenal luas karena kualitasnya yang segar dan teksturnya yang kenyal.
Musim panen gurita ini menjadi angin segar bagi perekonomian pesisir Natuna. Selain menambah pendapatan, duyok juga mengangkat identitas kuliner khas daerah yang mulai banyak diminati pasar luar. Dengan pengelolaan yang berkelanjutan dan hasil tangkapan yang terjaga mutunya, gurita Natuna berpotensi menjadi komoditas unggulan yang memperkenalkan kekayaan laut Nusantara hingga ke tingkat nasional bahkan internasional.














