Pangandaran, LENSANUSANTARA.CO.ID – Kehigienisan makanan di Program Makan Bergizi Gratis (MBG) seharusnya dijaga melalui serangkaian standar ketat mulai dari pemilihan bahan baku terferivikasi , persiapan yang higienis, pengolahan memasak dengan standar suhu tinggi untuk mematikan bakteri ( target suhu <100°C), penyimpanan, serta penyajian, dan pendistribusian yang aman ,
Setiap tahapan harus mengikuti Standar Operasi Prosedur (SOP) kebersihan yang tertulis, dilengkapi dengan zona yang terpisah, serta sistem monitoring dan pencatatan yang tepat. pemakaian alat pelindung diri (APD), sanitasi lingkungan dapur, pemisahan bahan baku mentah dan matang, serta pelatihan dan sertifikasi bagi penjamah makanan.
Laen dengan apa yang diterima MBG oleh siswa disalah satu Pendidikan Tamana Kanak – kanak ( TK ) di Kecamatan Padaherang, Ternyata di salah satu makanan yang diterima anak – anak tersebut terdapat kotoran ayam kering nempel ditelor, sehingga anak tersebut marah tidak mau memakannya. SOP dan sertifikasi yang dimiliki patut dipertanyakan.
Kejadian yang dialami anak TK yang berinisial (AL) pada hari jum’at tanggal 07 Nopember 2025, Orang tua dari (AL ) yang bernama Ani mengatakan “ ketika membuka makanan MBG dari wadahnya begitu dibuka tutup makanan tersebut sempat kaget, karena diketemukan ada yang menempel dicangkang telur tersebut kotoran ayam yang sudah kering. “Terangnya “
Orang tua ( AL ) yang berada dan mendampingi anak tersebut disekolah, sontak kaget dan langsung direkam / video oleh ibu – ibu yang barada diruangan kls, untuk bahan bukti disampaikan kepihak pengelola MBG. Anak yang menerima MBG tersebut sempat marah tidak mau makan, karena makannya kotor, dan memang dia kesukaannya adalah telor, oleh ibunya telor tersebut langsung dibersihkan, lalu diberikan kembali kepada anaknya (AL) .“ ucapnya “.
“Semua yang ada dikelas menyaksikan kejadian itu, berikut dengan para guru serta kepala sekolahnya. Bahwa kotoran yang menempel di telor tersebut memang nyata tidak dibuat-buat,. karena posisi kami masih berada diruangan kelas, kami tidak mengada – ngada. Apalagi kalau disebut pihak sekolah dan orang tua dikatakan ada pihak yang sabotaseu. “Pungkasnya”.
Kepala sekolah TK PGRI Cempka Ibu Yani ketika ditemui dikantornya pada hari Senin, 10 Nopember 2025, tersebut membenarkan kejadian itu, kami kaget ketika menerima laporan dan menyaksikan bahwa disalah satu makan siswa yaitu telor terdapat kotoran yang kering masih menempel. Karena kami dan guru lain yang membagikan makan tersebut.
Harapan dari Kepala sekolah TK Cempaka ibu Yani mengaharapkan, bahwa kejadian ini menjadi bahan evaluasi, lebih baik lagi pelayanannya,dari segi kesehatannya dan sterilnya makanan yang akan disajikan, ini kan program pemerintah harus benar – benar higienis.
Sebenarnya kita dan anak – anak sangat senang mendapatkan MBG ini, dan mendukung program pemerintah, tapi harap ditingkatkan lagi semua SOP nya. Dan kami mengusulkan untuk wadah nya pake yang siap saji atau sekali pakai. “ ungkap Yani “.
Sebelumnya Kami Aliansi Wartawan Pasundan ( AWP ) DPD Pangandaran sudah mencoba konfirmasi Pihak MBG Kedungwuluh yaitu Kepala SPPI Resa Kurnia Nugraha tentang kejadian tersebut melalui telepon seluler/whatsApp pada hari Minggu tanggal 09/11/2025 mengatakan “ jadi begini, memang kami menyadari keteledoran dari pihak relawan, karena kemungkinan ada beberapa faktor , diantaranya kelelahan, karena memang di hari jum’at itu kita mendistribusikan sejumlah 6 ribu, sebab untuk pendistribusian hari Sabtu kita distribusikan hari Jum’at, Ucap Resa “.
“ jadi memang ada keteledoran dari pihak relawan maka terjadilah kejadian seperti itu ( jum’at, 07/11/2025). Tindak lanjut kedepannya supaya tidak lagi terjadi seperti ini menurut peraturan juknis yang baru bahwa harus ada ahli koki yang tugasnya bertanggung jawab dari mulai persiapan hingga proses pendistribusian. Dan akan kami tetapkan dimulai dari hari senin besok sehingga tidak akan terjadi lagi hal seperti itu “.
Ketika kami tanyakan mengenai ahli koki sebelumnya memang tidak ada tau ada…? Jawab Resa, “ Tapi ahli koki sebelumnya belum ada, memang ahli juru masak nya tertuang di juknis terbaru kemaren, selain dari itu memang dikami ahli Giziz akuntan, dan saya sebagai Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi SPPI sebagai kepala SPPG, juru masak disebut koki. “ Pungkasnya”. ( N.Nurhadi )














