Berita

Petani Keluhkan Kelangkaan Pupuk Bersubsidi, Komisi B DPRD Jember Menggelar RDP

×

Petani Keluhkan Kelangkaan Pupuk Bersubsidi, Komisi B DPRD Jember Menggelar RDP

Sebarkan artikel ini
Ketua Komisi B DPRD Jember
RDP dengan sejumlah pihak terkait pupuk langka di ruangan Komisi B DPRD Jember. Jum'at, 8/11/2024. (Foto: Badri/Lensa Nusantara)

Jember, LENSANUSANTARA.CO.ID – Kelangkaan pupuk di Dapil 6 salah satunya yang dikeluhkan oleh kelompok tani daerah Kecamatan Jombang mendapat tanggapan serius dari dewan, Jum’at (8/11/2024).

Komisi B DPRD Jember menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama para petani dan mengundang Dinas Pertanian Kabupaten Jember, Kepala Desa (Kades), Distributor serta kios pupuk.

Example 300x600

Ketua Komisi B DPRD Jember, Chandra Ary Fianto dari partai PDI Perjuangan memimpin langsung RDP dengan mengajak para petani, Kepala Desa, Distributor dan 2 pemilik kios berdialog secara langsung.

“Kami ingin mendengar langsung dari para petani, kepala desa, dan pemilik kios pupuk mengenai kelangkaan pupuk bersubsidi yang dikeluhkan masyarakat. Karena sekarang sudah musim tanam kasian masyarakat,” kata Chandra usai rapat RDP.

Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Jember Komisi B Khurul Fatoni menyampaikan, pihaknya akan terus memperjuangkan keluhan masyarakat terkait kelangkaan pupuk bersubsidi.

“Sebab, di musim tanam ini masyarakat yang bercocok tanam sangat membutuhkan pupuk bersubsidi,” ucap Fatoni dari Fraksi Partai Nasdem.

Pihaknya akan terus memperjuangkan sampai pupuk bersubsidi ini tidak lagi langka di Dapil 6. Yang terpenting petani bisa mendapatkan semua sesuai kebutuhan mereka.

“Bila perlu kami Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Jember akan terjun langsung ke lapangan agar permasalahan ini dapat terselesaikan,” tegasnya.

Sementara disampaikan oleh Ketua Kelompok Tani Rukun Buhori menyampaikan, keinginan dari para petani agar jangan sampai pupuk yang selama ini dinikmati oleh para petani menjadi langka karena adanya persoalan internal kios.

“Penyaluran pupuk dari kios yang selama ini menjadi hambatan petani memperoleh jatah pupuk,” tuturnya.

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.