Pemerintahan

Bupati Sidoarjo Relokasi Warga Tak Mampu ke Rusunawa, Gratiskan Sewa dan Sekolahkan Anak-anaknya

903
×

Bupati Sidoarjo Relokasi Warga Tak Mampu ke Rusunawa, Gratiskan Sewa dan Sekolahkan Anak-anaknya

Sebarkan artikel ini
Foto: Bupati Subandi saat meninjau Rusunawa yang akan ditempati warga kurang mampu.

Sidoarjo, LENSANUSANTARA.CO.ID – Di tengah hiruk-pikuk kota yang terus berkembang, kisah pilu seorang ibu bernama Mujiana (37) menjadi sorotan publik. Selama empat tahun, ia bersama empat anaknya tinggal di bawah jembatan layang Trosobo, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, di rumah berdinding triplek seadanya. Namun, harapan baru kini datang setelah Bupati Sidoarjo, H. Subandi, S.Pd., turun tangan langsung membantu.

Mujiana bukan hanya berjuang melawan kemiskinan, tapi juga ditinggalkan suaminya sejak September lalu. Sang suami kabur meninggalkan tumpukan hutang sebesar Rp2,5 juta kepada koperasi simpan pinjam (bank keliling). Kini, ia harus menghadapi penagih yang datang hampir setiap hari, meski uang pinjaman itu justru dibawa kabur oleh suaminya.
“Durung bank titile setiap hari, dereng Mekar (koperasi simpan pinjam), pencairan Mekar pinjaman, cair digowo mlayu, minggat,” ucap Mujiana lirih saat ditemui di rumah sederhananya, Kamis (23/10/2025).

Example 300x600

Mengetahui kondisi tersebut, Bupati Sidoarjo H. Subandi langsung meninjau lokasi tempat tinggal Mujiana. Ia mengaku prihatin dengan kehidupan warga yang harus tinggal di bawah jembatan dengan kondisi yang tidak layak.
Dalam kunjungan itu, Bupati Subandi menegaskan akan memindahkan Mujiana ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) milik Pemkab Sidoarjo. Pemerintah juga akan menanggung biaya sewa dan kebutuhan dasar keluarga tersebut, termasuk memastikan anak-anak Mujiana kembali bersekolah.

BACA JUGA :
Satpol PP Sidoarjo Gelar Sidang Tipiring, 25 Pelanggar Perda Tibumtranmas Dikenai Sanksi

“Nanti kita siapkan Rusun biar Mbak Mujiana mendapatkan tempat tinggal yang layak dan putri-putrinya mendapat akses pendidikan yang baik,” ujar Subandi.
Bupati menambahkan, kondisi seperti ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah daerah dalam mengatasi kemiskinan ekstrem. Ia mengajak semua pihak untuk bergotong-royong dalam mendukung program kesejahteraan sosial yang dijalankan Pemkab Sidoarjo.
“Seperti ibu ini menempati rumah yang tidak layak, anaknya tidak sekolah, ini yang menjadi PR kita untuk secepatnya kita tuntaskan bersama,” tegasnya.

BACA JUGA :
PWI Sidoarjo 2025–2028 Resmi Dilantik, Tegaskan Sinergi Pers dan Pemerintah untuk Pembangunan Daerah

Rumah yang ditinggali Mujiana sejatinya lebih mirip gubuk. Berdinding triplek, beratapkan asbes berlubang, dan berdiri di tanah bukan miliknya. Saat hujan turun, air sungai di belakang rumah kerap meluap hingga menggenangi lantai rumah. Tak jarang, ular masuk ke dalam rumahnya.
“Kalau hujan ituloh kali belakang banjir,” ujarnya dengan nada pasrah.
Mujiana mengaku siap pindah ke Rusunawa seperti yang ditawarkan bupati. Ia berharap kehidupannya bisa berubah dan anak-anaknya bisa kembali bersekolah.

Langkah cepat Bupati Subandi ini menjadi bukti nyata dari program pengentasan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Sidoarjo. Pemerintah daerah berkomitmen menghadirkan solusi nyata bagi warga yang hidup di bawah garis kemiskinan, salah satunya melalui relokasi ke Rusunawa dan jaminan akses pendidikan serta kesehatan.
Selain Mujiana, Pemkab Sidoarjo juga tengah melakukan pendataan warga miskin ekstrem lainnya agar seluruh bantuan tepat sasaran. Melalui koordinasi lintas dinas, seperti Dinas Sosial, Disperkim, dan Dinas Pendidikan, program ini diharapkan mampu menekan angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

BACA JUGA :
Hadiri Sertijab Kalan BPK Provinsi Jawa Timur, Pj. Walikota Malang Tekankan Pentingnya Kontinuitas Sinergi Bersama BPK

Kisah Mujiana adalah potret nyata perjuangan masyarakat kecil yang akhirnya mendapat perhatian pemerintah. Dari bawah jembatan menuju hunian yang layak, dari gelapnya malam tanpa harapan menuju masa depan yang lebih cerah untuk anak-anaknya.
Langkah Bupati Subandi ini menjadi pengingat bahwa di tengah kesibukan pembangunan kota, masih ada ruang bagi empati dan kemanusiaan. (Ryo)