“Bu, setiap pergi sekolah saya melintasi sungai, lho!” celetuk salah seorang siswa bersemangat diawal pembelajaran.
Sungai menjadi salah satu sumber aktivitas warga desa Sucolor, salah satu desa yang terletak di kecamatan Maesan kabupaten Bondowoso. Warga disekitar masih menggunakan sungai sebagai aktivitas keseharian mereka, termasuk mandi, mencuci, memasak, dan lain sebagainya.
Hal ini menarik perhatian bu Ana, guru kelas VI di SDN Sucolor 3 untuk mengajak siswa membuat purwarupa Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang melibatkan siswa secara langsung di tengah tantangan krisis energi dan perlunya sumber energi terbarukan.
Proyek ini bukan sekadar tugas sekolah biasa, melainkan implementasi holistik dari pendidikan STEM (Sains, Teknologi, Enjinering, dan Matematika) yang diperkaya dengan konsep Pembelajaran Mendalam (PM).
- Menemukan Masalah di Lingkungan Sekitar
Proses pembelajaran ini dimulai dari langkah yang paling mendasar yaitu observasi lingkungan sekitar. “Hari ini kita jalan-jalan, ya, Nak! Ngga belajar dikelas tapi belajar bersama alam” seru Bu Ana dikelas. Pembelajaran mengamati lingkungan sekitar, melakukan wawancara terkait kebutuhan energi dengan warga sekitar, dan melakukan “Misi Jejak Energi Hijau” secara berkelompok menjadikan siswa bersemangat dipembelajaran IPAS kali ini.
Aktivitas ini bertujuan agar siswa dapat menemukan permasalahan nyata yang ada di sekitar mereka. Dari pengamatan ini, siswa menemukan isu-isu seperti keterbatasan akses listrik, seringnya terjadi pemadaman, biaya energi yang mahal, mengetahui pemakaian energi dan sumbernya serta potensi sumber daya air yang terbuang sia-sia.
- Kampanye Hijau: Ayo Hemat Energi
Kreativitas dan pemikiran kritis terasah saat siswa menyadari bahwa pentingnya menghemat energi di sekitar mereka. Energi yang terus menerus digunakan dengan sumber terbatas seperti bahan bakar fosil lama kelamaan akan habis. Guru mengajak siswa menjadi agen pembaharu yang bertanggung jawab melalui “Kampanye Hijau: Ayo Hemat Energi”. Siswa dibebaskan berkreasi membuat poster-poster kreatif tentang pentingnya menghemat energi baik disekolah maupun dirumah. Hasil karya tersebut selanjutnya dipajang di mading sekolah untuk dapat dilihat oleh siswa kelas lain. selain itu, poster juga dikampanyekan secara digital melalui akun sosial media siswa. - PLTMH sebagai Solusi Praktis berbasis STEM
Dalam pelaksanaan “Misi Jejak Energi Hijau” guru memberikan siswa sebuah pertanyaan tentang bagaimana mereka bisa membuat listrik di lingkungan sekitar. Siswa menemukan potensi besar yang belum dimanfaatkan secara maksimal, seperti aliran irigasi atau sungai kecil, yang bisa diubah menjadi sumber energi. Langkah awal ini mengubah masalah menjadi tantangan proyek yang terintegrasi STEM-PM.
Setelah mengidentifikasi potensi air mengalir, permasalahan tersebut kemudian dikerucutkan menjadi sebuah solusi praktis yakni pembuatan purwarupa PLTMH. PLTMH dipilih karena merupakan solusi energi terbarukan yang ramah lingkungan dan sangat cocok diterapkan di daerah yang memiliki sumber air berlimpah, bahkan hanya dengan debit air yang kecil.
Proyek purwarupa ini mengajak siswa menerapkan aspek STEM secara terpadu dengan menggunakan bahan sederhana dan mudah ditemukan, yaitu
• Sains: siswa mempelajari prinsip perubahan energi, seperti konversi energi potensial air menjadi energi kinetik (gerak), dan kemudian menjadi energi listrik yang mengalir ke rumah warga.
• Teknologi: siswa menggunakan menggunakan alat sederhana seperti gunting, lem, stik kayu, hiasan serta menggunakan internet untuk mencari ide kreatif.
• Enjinering: siswa merancang dan membuat purwarupa turbin air sederhana yang efisien, melakukan uji coba dan perbaikan desain (mendaur ulang) agar purwarupa berfungsi optimal serta mendesain rumah warga dari stik eskrim.
• Matematika: siswa melakukan perhitungan debit air, mengukur dimensi purwarupa (panjang baling-baling, tinggi jatuhnya air) dan rumah sederhana menggunakan penggaris.
Melalui kegiatan ini, siswa didorong untuk menganalisis data, bereksperimen, dan mengiterasi desain mereka berkali-kali. Mereka benar-benar merancang berdasarkan hasil refleksi dan pengujian sehingga menghasilkan pemahaman yang jauh lebih bermaknsa ketimbang pembelajaran konvensional di kelas.
Aktivitas ini menunjukkan bahwa pendidikan STEM tidak hanya menciptakan ilmuwan cilik yang andal, tetapi juga warga negara yang bertanggung jawab. Mereka belajar bahwa menghasilkan energi adalah satu hal, tetapi menggunakannya secara bijak adalah hal lain yang sama pentingnya.
Inisiatif seperti proyek PLTMH ini membuktikan bahwa pendidikan di Indonesia bergerak menuju arah yang benar: relevan, aplikatif, dan berorientasi pada solusi nyata. Dengan mengintegrasikan STEM-PM, siswa siap menjadi agen perubahan yang membawa Indonesia menuju kemandirian energi yang lebih hijau.
Oleh: Ana Yuni Wijayati (Guru Kelas 6 SDN Sucolor 3)














