BeritaFeatured

Ketua DPC MPI Menyayangkan Berita di Medsos yang Beredar Terkait Pemkab Dairi Tidak Serius Penanganan Covid-19

27
×

Ketua DPC MPI Menyayangkan Berita di Medsos yang Beredar Terkait Pemkab Dairi Tidak Serius Penanganan Covid-19

Sebarkan artikel ini

Dairi, LENSANUSANTARA.CO.ID – Ketua DPC MPI kabupaten Dairi Jhonny Lingga sangat menyayangkan terkait dengan banyaknya berita berita yang beredar di media soaial yang mengatakan pemerintah kabupaten Dairi tidak serius dalam menangani Covid-19 dan bahkan akan membuat petisi kepada pemerintah kabupaten Dairi.

” Kita harus menghargai apa yang sudah dilakukan oleh pemkab Dairi dalam menangani covid – 19. Lamban yang mereka katakan itu alasannya apa.? Coba kita bandingkan dengan kabupaten Pakpak Bharat yang saat ini jumlah masyarakat yang terpapar 26 orang., Samosir 24 orang.” ujar Jhony prihatin.

Example 300x600

“Seperti kita ketahui pemerintah daerah telah melakukan kebijakan dengan menerbitkan dua perbub. Perbub 31 tentang penegakan disiplin kesehatan dan Perbub 37 tentang adaptasi kebiasaan baru. Pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran untuk penanganan covid.

“Tapi apapun yang dilakukan oleh pemkab Dairi akan sia sia., karena pada intinya yang sangat diperlukan saat ini adalah kesadaran masyarakat sendiri utk melaksanakan protokol kesehatan. Seperti tetap menggunakan masker, rajin mencuci tangan dan jaga jarak. Jadi jangan dikatakan tidak serius.! ” tambah Jhony menerangkan.

Seperti diketahui jumlah masyarakat yang terpapar covid – 19 di kabupaten Dairi per tanggal 26 januari 2021 sesuai data yang diterima dari dinas Informatika kab Dairi adalah 13 orang. 5 orang penderita saat ini sedang di rawat di RS Martha Friska Medan dan sisanya 8 orang melakukan isolasi mandiri di rumah.

Dari ke 13 penderita setelah dilakukan trassing didapat 80 orang yang kontak erat. Sesuai hasil pemeriksaan rapid test terhadap mereka yang kontak erat, didapat satu orang yang reaktif dan telah melakukan isolasi mandiri.

Di tempat terpisah Dr Sugito Panjaitan direktur RSU Sidikalang mengatakan..
“Saat ini RSU Sidikalang melakukan sterilisasi ruangan setiap dua jam sekali dengan sinar ultra violet dan pengunjung pasien dibatasi. Permintaan agar RSU ini ditutup itu sangat dilematis, karena belum semua PUSKESMAS di daerah kita memiliki ruang rawat inap. Dan bagaimana dengan pemindahan alat alat RSU ke PUSKESMAS dan pembagian alat alatnya. “(mula)

Tinggalkan Balasan