Internasional

Momentum Presidensi G20 Indonesia 2022 untuk Digitalisasi Pendidikan, Budaya dan Literasi

×

Momentum Presidensi G20 Indonesia 2022 untuk Digitalisasi Pendidikan, Budaya dan Literasi

Sebarkan artikel ini
G20 Indonesia 2022
Dok. G20 Indonesia 2022

LENSANUSANTARA.CO.ID – Berapa bulan belakangan ini hampir di semua media, instansi, acara resmi pemerintahan dan pendidikan slogan “Mari Kita Dukung Presidensi G20 Indonesia” sering di sebutkan. Gaungnya terdengar dimana mana.

Example 300x600

Adalah satu peluang yang cukup bagus bagi Indonesia menjadi penyelenggara event tahunan dalam grup G20. G20 merupakan satu bentuk hubungan multirateral 20 negara maju dan berkembang.

20 negara yang tergabung dalam G20 adalah; Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Australia, India dan Uni Eropa.

Presidensi G20 adalah negara yang mengemban tugas sebagai penyelenggara KTT G20, dan ini merupakan kali pertama Indonesia terpilih sebagai Presidensi sejak G20 dibentuk tahun 1999.

Pada tanggal 30-31 Oktober 2021 saat G20 Leader Summit di Roma, Italia Indonesia menerima tongkat estafet pelaksanaan KTT G20 dari Italia.

Dengan mengusung Tema “Recover together, Recover stronger” Indonesia mengajak seluruh dunia terutama masyarakat Indonesia sendiri saling mendukung dan bahu membahu untuk pulih bersama sama dan tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan menindak lanjuti seruan global PBB pada tahun 2015 tentang SDGs ( Sustainable Development Goals ) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Transformasi digital disegala bidang menjadi isu prioritas pembahasan para Menteri Negara G20 pada Presidensi G20 Indonesia 2022.

Dalam bidang pendidikan diharapkan digitalisasi dapat menyentuh jauh sampai kepelosok desa. Kedepannya tidak ada lagi anak sekolah yang tidak bisa mengoperasikan atau mengakses internet. Kemampuan digitalisasi pada anak sekolah terutama anak usia dini yaitu rentang usia 4-11 tahun adalah dua sisiata uang yang berbeda.

Disatu sisi kemampuan anak menggunakan internet diusia ini bisa menambah perbendaharaan pengetahuan anak pada dunia diluar lingkup keluarga dan sekolah lebih luas lagi. Sisi buruknya banyak hal negatif yang tidak semua mampu terfilter oleh sistem pembatasan konten yang diterapkan oleh pemerintah.

Ketika pandemi covid 19 merebak, pemerintah menetapkan sistem pembelajaran daring atau kelas online. Untuk anak SMP dan SMA ada Google Classroom atau GC. Sedangkan untuk anak SD segala kegiatan pembelajaran dilakukan lebih sederhana, yaitu dengan cara membuat grup kelas.

Kondisi ini membuat anak anak usia sekolah semakin melek digital. Dampak terburuknya adalah jam belajar yang seharusnya dihabiskan disekolah berganti dengan pamakaian gadget selama proses belajar mengajar melalui online dirumah.

Hal ini membuka peluang buruk bagi anak anak untukembuka konten lain selain tugas sekolah. Pada kondisi inilah diperlukan langkah bijak untuk membatasi hal apa saja yang bisa merusak pola pikir anak tanpa menghambat proses digitalisasi pendidikan.

Digitalisasi dalam bidang literasi.

Literasi Digital dapat didefinisikan sebagai kampung dalam memahami serta menggunakan internet untuk kegiatan literasi. Dengan program Digitalisasi Literasi diharapkan semua lapisan masyarakat memiliki kemampuan untuk menggunakan teknologi digital atau TIK ( Teknologi Informasi dan Komunikasi ) dengan bijak.

Untuk strategi digital untuk bidang pendidikan, sekolah dapat menambah bahan bacaan literasi digital di perpustakaan, penggunaan aplikasi edukatif sebagai sumber pembelajaran. Sekolah menyediakan situs edukatif untuk pengembangan tambahan misalnya Ruang Guru dan lain lain.


Sekolah juga bisa membuat grup menulis pada konten majalah dinding sekolah dan men-upload karya tulis siswa di Fb atau Instagram sekolah. Membuat semacam lomba menulis antar kelas yang hasil terbaiknya diberi apresiasi oleh para guru pendamping.

Memberikan edukasi kepada siswa tentang pemanfaatan teknologi informasi dan internet untuk pembuatan karya tulis.

Bahkan saat ini banyak penulis belia yang telah tergabung dalam Flatroom menulis berbayar seperti Novel Toon dan Novel me. Selain mengembangkan talenta menulis, mereka juga bisa menghasilkan uang dari banyaknya netizen yang membaca karya mereka.

Dalam bidang kebudayaan, Digitalisasi Kebudayaan didefenisikan sebagai suatu konten pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk mempromosikan tradisi budaya, kearifan lokal dan produk unggulan lain yang bernilai budaya pada masyarakat luas bahkan hingga mencapai taraf Internasional.

Momentum Presidensi G20 Indonesia 2022 adalah saat yang tepat untuk melakukan Digitalisasi Budaya. Dimana puncaknya nanti saat pelaksanaan KTT G20, mata dunia akan terpusat ke Indonesia. Sukses tidaknya perhelatan akbar ini akan menjadi tolak ukur kemampuan Indonesia sebagai salah satu Negara dengan ekonomi terbesar di Dunia dan juga sebagai salah satu pemimpin dikancah Internasional untuk pemulihan Ekonomi Global.

Adalah salah satu tangan besar bagi Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan KTT G20 ditengah pandemi. Hal ini akan menjadi persepsi positif resiliansi ekonomi Indonesia terhadap krisis kesehatan dan krisis ekonomi. Presidensi G20 juga membuka jalur promosi untuk budaya agar menarik wisatawan mancanegara, khususnya negara anggota G20 agar datang berkunjung ke Indonesia.

Banyak sekali event dan tradisi budaya yang bisa menjadi pendongkrak pendapatan yang bersumber dari Pariwisata. Seperti halnya Event Budaya Lokal yang baru baru ini dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, dengan melaksanakan Pesta Budaya Njuah Njuah Dairi 2022.

Pesta Rakyat yang dilaksanakan rutin setiap tahun pada bulan Oktober ini diramaikan dengan Karnaval Budaya, Lomba Permainan Tradisional Lomba Fashion Show dengan Tema Oles yang merupakan Tenunan khas suku Pakpak, kemudian Lomba Mersinabul atau lomba kepiawaian membawakan tata acara adat Pakpak dalam Acara Merbayo atau Acara Pernikahan.

Jika saja event ini dikemas lebih apik lagi dan dipromosikan secara besar besaran, bukan tidak mungkin 0ada pelaksanaan event selanjutnya akan menjadi satu Event Budaya yang mampu menarik wisatawan dari dalam maupun luar negeri.

Perlu banyak pembenahan terutama dalam pemanfaatan Teknologi Digitalisasi untuk mempromosikan event ini agar lebih bergengsi lagi. Tentu saja hal ini harus didukung dengan kesiapan pemerintah dan masyarakat untuk saling mendukung dan bersinergi bersama.

Tradisi Mendeger Uruk salah satu Tradisi Budaya Pakpak, yang mengandung nilai nilai Kearifan Lokal bisa dijadikan Warisan Budaya tak benda milik Dunia. Tradisi ini adalah salah satu Pesta Rakyat terbesar dalam Budaya Pakpak.

Pesta ini diadakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta, sekaligus juga sebagai satu cara bemohon kepada Sang Pencipta agar diberikan jalan keluar yang baik saat ada perselisihan, gangguan makhluk gaib, dan dijauhkan dari segala bencana dan malapetaka. Mendeger Uruk bila diterjemahkan kedalam Ejaan Bahasa Indonesia berarti menggoyang bukit.

Pada Event Pesta Njuah Njuah Dairi 2022 pertunjukan Tradisi Mendeger Uruk disajikan dengan cukup bagus oleh Panitia.

Meskipun pemaparan Cerita dan Teatrikalnya terkesan buru buru pada saat penampilan, arti dan tujuan dilaksanakannya Mendeger Uruk masih terlihat dan dapat dipahami seluruh penonton. Dengan harapan nilai filosofi kearifan lokal ini bisa sampai kepada masyarakat.

Masih banyak tradisi tradisi dan kearifan lokal budaya yang bisa digali kembali dengan daya nilai jual tinggi apabila dikemas dengan apik namun tetap berpegang pada kaidah tata cara adat istiadat yang berlaku.

Bukan tidak mungkin pada masa yang akan datang segala tradisi ini bisa dibuat secara Metaverse dengan pemanfaatan teknologi digital.

Pengunjung bisa ikut dalam prosesi adat yang ditampilkan. Kemudian pengalaman masuk ke Dunia Metaverse ini tentunya akan menambah pemahaman tentang Tradisi Budaya tersebut.(Mula)

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.