Pamekasan, LENSANUSANTARA.CO.ID – Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam pada Kamis 09 Februari 2023 kembali lakukan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang ditempatkan di Sentra PKL Food Colony Pamekasan, Jln. Kesehatan, Kelurahan Barurambat Kota, Kec/Kab. Pamekasan, Madura, Provinsi Jawa Timur.
Pelantikan tersebut dihadiri Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, Wakil Bupati Fattah Jasin, DPRD Pamekasan, para Kepala OPD di lingkungan Pemkab Pamekasan, BKD Jatim dan para undangan.
Bupati Pamekasan Baddrut Tamam yang akrab disapa Mas Tamam ini mengatakan, reposisi, mutasi dan pelantikan itu adalah hal biasa. Bahkan dirinya yakin bahwa yang hadir pada acara pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan pimpinan tinggi pratama ada yang dilantik empat kali atau mungkin sampai lima kali pindah dari posisi ke posisi. Misalnya ada yang menjadi kabid di tempat ini kemudian dipindah ke kabid tempat yang lain.
“Karena pelantikan ini hal biasa, bisa jadi pelantikan ini hanya untuk menyegarkan, membangun the dream team yang semakin ideal, terus melakukan beberapa langkah untuk diantara kita ini semua melakukan lompatan-lompatan yang lebih inovatif dan lebih kolaboratif lagi,” katanya.
Menurut bupati, posisi baru ini menjadi tantangan baru kepada kita semua. Sedangkan untuk menjadikan istimewa itu gampang, ketika menjadikan semua posisi ini sebagai tantangan untuk melakukan beberapa inovasi, langkah yang luar biasa.
“Jika dijadikan sesuatu yang biasa maka akan biasa, dan tidak akan memiliki efek yang luar biasa bagi kita semua sebagai abdi Negara,” ujarnya.
Bupati Pamekasan kembali mengingatkan kepada jajarannya, bahwa kita terhormat karena posisi, dan bahkan penghormatan itu tidak hanya di tengah-tengah masyarakat. Di beberapa acara kenegaraan juga dihormati karena kita abdi Negara.
“Bahkan kalau darah kita ini di ambil, itu tulisannya bukan darah A, B dan seterusnya. Tetapi darah kita ini tertulis jelas disitu bahwa kita abdi negara,” ungkapnya.
Lanjut bupati, karena abdi negara maka negara sudah membayar lunas kepada kita. Gaji kita sudah ditanggung dan fasilitas untuk menunjang kinerja sudah diberikan oleh negara. “Tinggal kemudian kesungguhan kita semua untuk mau berkontribusi kepada bangsa dan negara,” terangnya.
Bupati juga menambahkan, bahwa saat ini kita sedang berlomba-lomba dengan waktu. Baginya waktu itu subyek bukan obyek, dan kita perlu bersama-sama dengan waktu untuk memaksimalkan segala sesuatu potensi, daya dan upaya agar bisa sampai di tujuan RPJMD yang sudah disepakati.
Selanjutnya, masih kata bupati. Karena ingin berkontribusi kepada bangsa dan negara ini, maka pesimisme perlu ditinggalkan, sebab hal itu akan mengganggu kerja luar biasa ditengah kita harus hidup didalam waktu yang sangat singkat ini.
“Saya tunggu kerja hebatnya, saya tunggu kerja luar biasanya,” tutupnya. (Rofiuddin)