Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Terbakarnya Pasar Purwareja Klampok pada Sabtu (3/6/2023) tadi malam, yang mengakibatkan kerugian yang dialami para pedagang yang mencapai miliaran rupiah, ternyata mendapatkan perhatian khusus dari anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Tri Mulyantoro dari fraksi PKS yang meninjau langsung ke lokasi kebakaran.
Ditemui dilokasi kebakaran, kepada lensanusantara.co.id mengungkapkan, dirinya mendesak Pemerintah Kabupaten Banjarnegara agar segera memikirkan nasib para pedagang untuk segera mempersiapkan tempat relokasi sementara.
“Saya ikut prihatin sekali atas kebakaran yang terjadi, karena ini yang kedua kalinya pasar Purwareja Klampok mengalami kebakaran, tapi ini yang paling parah, karena semua tidak ada yang tersisa, semua bangunan dan dagangan milik pedagang semua ludes dan tidak bisa diselamatkan, dan sebagai wakil rakyat, saya mendesak kepada Pemkab Banjarnegara segera menyediakan lokasi sementara, agar pedagang bisa kembali lagi berjualan untuk menata ekonominya,” desak Tri.
Tidak hanya relokasi sementara, anggota Komisi A DPRD Provinsi Jawa Tengah dapil Banjarnegara, Purbalingga dan Kebumen itu juga mendesak agar Pemda segera melakukan pendataan kerugian, dan secepatnya melakukan penyelidikan penyebab kebakaran dahsyat tersebut.
“Secepatnya harus dilakukan penyelidikan penyebab kebakaran ini, dan agar kerugian para pedagang bisa didata dan tahu jumlahnya, karena ini menyangkut nasib perut ratusan pedagang, kalau tidak secepatnya, kasihan mereka, makanya saya sekali lagi mendesak agar Pemkab melalui Dinas terkait segera memikirkan para pedagang, dan saya pribadi mendoakan agar para pedagang yang mengalami kerugian diberikan kesabaran dan ketabahan dan bisa segera bisa berjualan kembali,” pungkasnya.
Kebakaran di pasar Purwareja Klampok memang menggemparkan dan mendapatkan perhatian dari beberapa kalangan, karena jika menelisik kebelakang, ini adalah sebuah tamparan bagi Pemerintahan Banjarnegara, karena janji untuk membangun pasar tersebut tidak pernah terealisasi hingga sekarang, hanya gagasan tanpa adanya eksekusi. ( Gunawan ).