Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Kejadian peredaran uang palsu (upal), yang sampai saat ini masih marak terjadi di beberapa daerah di Indonesia, dengan kebanyakan korban adalah dengan cara berbelanja ke pedagang kecil seolah tidak ada berhentinya. Meskipun sudah banyak pelaku tertangkap, namun seolah para pemain memiliki sebuah jaringan yang sulit diberantas sampai ke akar-akarnya.
Seperti yang dialami seorang warga Desa Parakan Kecamatan Purwonegoro, saat dirinya menjual Merica dari hasil panennya, tanpa sadar, dibayar memakai uang palsu. Hal itu diungkapkan oleh keponakannya bernama Ani kepada wartawan lensanusantara.co.id melalui sebuah chat Whatsapp.
“Dikasih sama bude saat dirinya habis jual merica, ketahuannya pas dipegang aneh rasanya, halus pitanya dan tidak ada nominalnya, cuma warna emas saja dan tulisannya yang kecil agak blur,” ungkapnya, Minggu (25/6/2023).
Saat ditanya darimana dirinya mengetahui palsu atau tidaknya uang yang diterima budenya, Ani menambahkan. “Dari BRI Link, saat ingin memastikan asli tidaknya uang itu, dan ternyata memang palsu,” tambahnya.
Dengan kejadian temuan uang palsu tersebut, masyarakat khususnya pedagang kecil harus waspada, karena selama ini yang menjadi sasaran bagi para pengedar upal adalah pedagang kalangan bawah.
Untuk menghindari kejadian yang sama, masyarakat bisa melakukan beberapa cara untuk memastikan keasliannya, mulai diraba angka, tulisannya dan pita emasnya, terawang apakah ada gambar transparan, dan bisa juga minta bantuan orang terdekat yang paham, waspadalah sebelum anda menjadi korban berikutnya dari para pengedar uang palsu. (Gunawan).