Trenggalek, LENSANUSANTARA.CO.ID – Menindaklanjuti keluhan pedagang Pasar Pon Trenggalek yang sepi pembeli dan wacana Pasar Tumpah untuk meramaikan kembali pasar ini, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin atau yang akrab disapa Mas Ipin beserta jajaran ngobrol bareng dengan pedagang.
Duduk bersama di lokasi pasar, harapannya dapat mengenali berbagai masalah yang menyebabkan pasar ini sepi serta menampung saran masukan untuk mencari jalan solusi permasalahan tersebut. Banyak saran masukan dari berbagai pihak untuk meramaikan pasar ini, salah satunya mengenai parkir berbayar yang dinilai membuat pembeli enggan masuk pasar.
Kemudian akses masuk yang minim diharapkan bisa di evaluasi. Pedagang minta ada akses keluar masuk dari segala arah seperti konsep Pasar Pon dahulu. Diluar itu permintaan penggabungan kembali Pasar Pon dan Pasar Basah menjadi satu menjadi usulan utama untuk meramaikan kembali Pasar Pon. Menurut pedagang dengan terpisahnya pasar kering dan basah menjadikan pasar ini serasa tidak lengkap. Ditambah banyak kios yang tutup sehingga pasar ini terlihat semakin sepi.
Penggabungan pasar basar dan kering bukan berarti tidak terkendala. Karena jumlah kios di pasar basah lebih dari 400 kios menjadikan penataan ulang bila kedua pasar ini nantinya digabungkan. Untuk itu sebelum menginjak kepada penggabungan dicari dulu solusi solusi terbaik. Paguyuban pedagang juga meminta waktu untuk membicarakan ini secara intern, sebelum solusi lanjut nanti diambil.
“Ini masih ikhtiar yang dalam jangka waktu pendek kita bersepakat menggelar apa yang namanya Pasar Pon Tumpah si setiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu,” kata Bupati Trenggalek, Senin (25/9/2023).
“Jadi nanti pedagang-pedagang yang ada di dalam ini, bergabung dengan teman-teman yang selama ini sudah meramaikan Pasar Pon, untuk membuka lapaknya di luar pasar. Sehingga harapannya nanti bisa memperkenalkan produk dagangan mereka dan terakses oleh masyarakat lebih baik,” terangnya.
“Terus selanjutnya jika kita akan menggratiskan parkir selama 3 bulan ini untuk masa percobaan. Kita lihat nanti bagaimana antusiasme warga mulai bulan Oktober sampai Desember kita akan gratiskan parkir. Dan pintu masuk mulai besok atau Minggu depan akan dibuka empat sisi dari Utara, Selatan, kemudian Barat dan Timur,” paparnya.
Kemudian, untuk jangka menengah salah satunya fasilitas yang akan ditambah. Nanti tangga untuk lantai 2 juga disediakan dari luar. Kemudian juga wacana terkait penggabungan antara pasar kering dan pasar basah. Tapi itu diskusinya harus melibatkan semua paguyuban, karena itu nanti berkonsekuensi penataan ulang pasar.
“Pengembalian lapak menjadi salah satu ultimatum juga, karena kita tahu kalau masuk ke pasar terus banyak yang tutup kan menjadi beban yang lain. Kasihan yang buka kesannya pasarnya sepi, pasarnya tidak lengkap,” tambahnya.
Menurutnya banyak yang punya hak penempatan tidak ditempati. Kalau memang para pedagang sudah merasa nyaman punya tempat baru lebih bagus dan lebih ramai, maka disini pihaknya kembalikan kepada pemerintah dan pemerintah nanti bisa mengatur pola bagaimana penempatan yang baik.
Ditanya apakah pasar-pasar di tempat lain juga sepi, Mas Ipin menegaskan girak megetahui secara pasti, dan tidak mau bicarakan pasar-pasar yang lain. Karena banyak juga faktor yang ramai di sekitaran, ia mengambil contoh pasar yang dulu jadi rujukan nasional seperti Pasar Tanah Abang pun juga banyak yang tutup.
“Kita nggak ngerti disetiap daerah punya habit yang beda-beda. Mungkin di Kabupaten Trenggalek karena kita belum mencoba beberapa terobosan yang tadi kita bahas. Nanti kita coba dulu, ini juga catatan kepada teman-teman lain dan juga para camat dan juga dinas terkait di pasar-pasar daerah yang lain kita juga ingin lihat,” jelasnya.
“Kita lihat di Trenggalek ini, investasi sudah meningkat sudah melampaui target. Hampir mencapai 450 miliar, artinya ekonomi bergerak. Tapi wajah ekonomi yang berupa pasar ini belum semua tempat, memperlihatkan kondisi yang baik, yang ramai dikunjungi warga. Ini coba kita pulihkan. Online juga menjadi salah satu yang di bahas tadi. Meskipun bukan top 3 prioritas, tadi bersama paguyuban pedagang kita pilih tiga isu prioritas. Tapi di luar isu itu, selain tadi penggabungan dengan pasar basah, kemudian akses parkir dan juga penambahan fasilitas, salah satunya yang juga dibahas adalah masalah online. Mereka minta free wifi di sini, kemudian Dinas sedang mengakurasi para pedagang yang melek media sosial. Itu nanti akan kita beri pelatihan untuk bisa live di Tiktok, Shopee dan segala macam. Termasuk juga membuka toko onlinenya, jadi biar pasarnya nanti juga bisa hybrid,” bebernya.
“Penggabungan dengan pasar basah, kendala yang pertama, kita tahu di pasar basah itu 419. Kalau dimasukkan semua nanti cukup apa enggak. Kalau dimasukkan sebagian, keadilannya nanti seperti apa? Atau mungkin juga ada opsi yang dibawa kesini nanti dagangannya bukan pedagangnya,” tukasnya.
“Pedagangnya tetap di sana sebagai sumbernya dan yang disini itu nanti kita tata seperti Hypermart. Jadi kita sediakan seperti lemari pendingin, khusus ikan, khusus daging, kemudian khusus ayam, untuk yang lain-lain disediakan seperti swalayan, disediakan kasir dan sebagainya. Itu kan opsi-opsi, makanya paguyuban tadi minta waktu untuk berdiskusi selama dua minggu kedepan, untuk mereka memutuskan apakah pasar basah itu nanti mengundang orang luar yang di pasar basah itu masuk ke Pasar Pon, atau para pedagang Pasar Pon jualan dagangan basah,” imbuhnya.
“Kalau Pasar Pon jualan dagangan basah, saya nanti juga menanyakan, nanti pasar basah terimbas atau enggak. Nanti jadi sepi atau seperti apa ? Kan semuanya harus kita pikirkan dari sisi keadilannya,” tutup Mas Ipin. (Yanto)