Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Berbicara pada konteks pembangunan di Indonesia, memang diakui bahwa banyak potensi yang dimiliki berbagai daerah belum maksimal dalam pengelolaanya. Salah satunya adalah pengembangan pariwisata, belakangan ini pariwisata menjadi salah satu sektor yang sangat menggiurkan untuk dikembangkan, karena merupakan salah satu bidang yang layak untuk dikelola dan dimanfaatkan dalam menunjang pembangunan.
Sektor pariwisata jika dikembangkan dengan baik akan selaras dengan kebutuhan masyarakat, karena salah satu kultur yang menempatkan pariwisata sebagai salah satu kebutuhan dan gaya hidup.
Pariwisata saat ini menjadi sektor potensial yang mampu memberi dampak secara sosial dan ekonomi, karena selain memiliki peminat dan target pasar yang luas.
Kabupaten Banjarnegara salah satunya, karena kurangnya perhatian khusus, sehingga banyak potensi yang bisa dikembangkan untuk menambah pendapatan daerah seolah diabaikan. Misalnya wisata religi, selain Dieng, banyak tempat dan situs seolah dikesampingkan, padahal peninggalan pada zaman dulu, seperti situs, makam keluarga kerajaan dan wali, panembahan hingga petilasan banyak tersebar.
Secara geografis dan topografi, Banjarnegara salah satu daerah yang memiliki keindahan alam bagus di Jawa Tengah, tapi sayangnya banyak tempat-tempat sejarah yang kurang diperhatikan dalam pengelolaanya, jika dibandingkan dengan Kabupaten tetangga seperti Banyumas, Cilacap, Kebumen dan Wonosobo, daerah yang terkenal dengan dawet ayu itu jauh ketinggalan dalam sektor pariwisata, karena hanya mengandalkan Dieng sebagai pusatnya.
Padahal, kultur masyarakat terutama Jawa tidak bisa lepas dengan namanya rohani dan religius. Sehingga kegiatan seperti mengunjungi atau ziarah ke tempat yang dianggap kramat dan mistis masih melekat.
Menurut tokoh spiritual yang biasa di panggil Ki Agus kepada lensanusantara.co.id saat ditemui dirumahnya mengungkapkan, Banjarnegara sendiri, banyak tempat yang bisa dijadikan wisata religi berskala besar, seperti tempat Wali Songo, namun karena kurangnya respon Pemkab, semua hanya dianggap catatan dalam sebuah buku besar tanpa adanya tindakan untuk mengembangkan.
“Banyak di Banjarnegara tempat yang bisa dibuat wisata religi, banyak makam dan situs yang bisa dikembangkan, misalnya, Kyai Gumelem, Sunan Geseng, Kyai Ageng Giring, Pangeran Panjawi, Sunan Gripit, Sunan Antas Angin, Makam Syekh Abdurahman, Kyai Ageng Selomanik, Kyai Ageng Giring. Banyak aslinya kalau dicari, tapi ya itu, Pemda kurang tanggap dengan pengembangan destinasi wisata religi,” ungkap Ki Agus saat ditemui dirumahnya, Sabtu (18/11/2023).
Masih kata Ki Agus. “Banyak peninggalan-peninggalan era dulu seperti zaman kerajaan mataram kuno, juga saat ini tidak terkelola dengan baik, sampai beberapa bangunan tua nan bersejarah ini terlihat kusam, berlumut, meskipun tetap tegak berdiri dengan kokoh, namun sangat disayang jika tidak di kelola sebaik mungkin, padahal tempat-tempat diatas selalu ramai dikunjungi orang ziarah, kalau alasan masalah anggaran, kalau ada niatan pasti bisa,” jelasnya.
Keberadaan warisan peninggalan tempat sejarah di Kabupaten Banjarnegara, untuk dijadikan wisata religi masih banyak tersembunyi yang belum banyak diketahui oleh publik. (Gunawan)