Religi

Wahai Muhammad, Pintu Surga Tidak Akan Dibuka Sebelum Kamu

×

Wahai Muhammad, Pintu Surga Tidak Akan Dibuka Sebelum Kamu

Sebarkan artikel ini
Pintu Surga
freepik.com

LENSANUSANTARA.CO.ID – Judul di atas, merupakan penggalan dialog antara Nabi Muhammad dan Penjaga (al-Khazin) pintu surga. Dialog itu ada di dalam hadis pertama Kitab Mukhtar al-Ahadis karya al-Sayyid Ahmad al-Hasyimi. Secara lengkap, kitab ini bernama Mukhtar al-Ahadis wa al-Hikam al-Muhammadiyah (Hadis-hadis pilihan dan hikmah-hikmah dari Nabi Muhammad). Kitab ini memuat 1575 hadis dan disusun secara alfabetis huruf Hijaiyyah, dengan berpatokan pada huruf pertama dalam redaksi hadis.

Hadis pertama dalam kitab tersebut berbunyi:

Example 300x600

« آتِى بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتَفْتِحُ فَيَقُولُ الْخَازِنُ مَنْ أَنْتَ فَأَقُولُ مُحَمَّدٌ. فَيَقُولُ بِكَ أُمِرْتُ ألاَّ أَفْتَحَ لأَحَدٍ قَبْلَكَ ». رواه أحمد عن أنس

“Saya (Nabi Muhammad) mendatangi pintu surga pada Hari Kiamat, lalu aku meminta agar pintu dibuka. Kemudian sang penjaga bertanya, “Siapa Anda?”. Lalu aku menjawab, “(Saya) Muhammad”. Penjaga tersebut lalu menimpali, “Hanya kepadamu (Muhammad), aku diperintah untuk tidak membuka (pintu surga) pada seseorang sebelum kamu”. (HR. Ahmad dari Anas).

Pada kitab ini, nukilan hadis ditulis riwayat Ahmad. Secara lebih detail, Imam Aḥmad meriwayatkan hadis tersebut dan memasukkan dalam kitabnya, Musnad Ahmad bin Hanbal Juz.3 h.136 pada nomor hadis 12420. Selain itu, hadis ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim No. 507.

Hadis ini menarasikan kisah tentang dialog yang diceritakan oleh Rasulullah tentang Hari Kiamat. Hadis-hadis futuristik seringkali memicu perdebatan, terkait validitias realitanya, terutama jika kejadian (waqi’iyyah) itu berada di bumi. Namun jika kejadian futuristik itu berkaitan dengan “ma ba’da al-maut” (masa setelah meninggal dunia) dan berkait erat dengan hari akhir, maka di sana telah masuk dalam ranah keimanan.

Validitas hadis itu, jika merujuk pada para perawi Muslim merupakan orang-orang terpercaya. Mulai dari Anas bin Malik, Sabit (bin Aslam al-Bannani), Sulaiman bin al-Mughiroh, Hasyim bin al-Qasim, Zuhair bin Harb dan Amr al-Naqid. Dua nama terakhir adalah guru dari Imam Muslim yang terpercaya.

Dengan merujuk pada keilmuan Mustalah al-hadis, hadis tentang dialog tersebut menduduki derajat yang sahih dan dapat diterima. Jika dimasukkan dalam iman, maka dialog itu pasti akan terjadi saat Nabi “meminta izin dibukakan pintu” (istiftah) surga pada Hari Kiamat.

Dengan mengikuti pemahaman ini pula, beberapa ulama mengajarkan teks doa, agar kita dimasukkan surga bersama dengan Rasulullah, karena beliau-lah orang yang pertama kali masuk surga pada Hari Kiamat nanti.

Salah satu teks doa itu juga diajarkan oleh Sang Pujangga Arab sekaligus Penyair Pujian Nabi (al-Syair al-Madih) Syaikh Abdurrahman al-Diba’i dalam kitabnya Maulid al-Diba’i (sebuah kitab yang biasa dibaca rutin oleh sebagian masyarakat Indonesia). Syaikh al-Diba’i mengajarkan doa:

الَلَّهُمَّ ادْخِلْنَا مَعَهُ اْلجَنَّةَ فَإِنَّهُ اَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُهَا وَأَنْزِلْنَا مَعَهُ فِي قُصُوْرِهَا فَإِنَّهُ اَوَّلُ مَنْ يَنْزِلُهَا

“Ya Allah, masukkan kami ke dalam surga bersama Rasulullah, karena ia orang yang pertama kali masuk surga. Tempatkanlah kami di gedung-gedung surga bersama Rasulullah, karena ia orang yang pertama kali menempatinya”.

Semoga kita termasuk hamba Allah dan umat Rasulullah yang mendapatkan anugerah berupa masuk ke dalam surga. Juga, semoga kita selalu dituntun dalam kebaikan dan dipantaskan sebagai calon penghuni surga. Dipantaskan dalam perbuatan, perkatan, dan pemikiran-pemikiran yang terpuji.

Ditulis ulang oleh Mohammad Ikhwanuddin, Pendidik Hadis di Prodi Hukum Keluarga Islam UM Surabaya. Pernah dimuat ke https://pustakabergerak.id.

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.